Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabel Serat Optik di Samudera Pasifik, "Medan Perang" Baru AS-China?

Kompas.com - 16/12/2019, 19:28 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Craige Sloots, Director Sales Southern Cross Cable Network, perusahaan independen yang telah mengoperasikan kabel bawah laut terbesar di trans-pasifik, mengatakan regulator AS memang lebih ketat soal siapa saja yang terlibat dalam projek infrastruktur bawah laut, terutama yang akan terhubung ke AS.

Salah satu pengamat di Hong Kong mengatakan, Hong Kong sebelumya dianggap sebagai titik pendaratan kabel laut yang aman ketimbang China. Tapi melihat kerusuhan yang belakangan terjadi Hong Kong, penilaian itu mulai diragukan.

Sekutu AS ikut Menghambat

Seperti AS, sekutunya juga melakukan hal yang sama. Australia misalnya, buru-buru mencegah proyek kerja sama Solomon Islands Submarine Cable Company dengan Huawei, yang menghubungkan kabel bawah laut antara Sydney, Kepulauan Solomon, dan Papua Nugini.
Kabel itu akan ditanamkan di awah Laut Koral.

Baca juga: Kabel Optik Palapa Ring Akan Diulur di Perbatasan Indonesia-Malaysia

Pada awalnya, Solomon Islands Submarine Cable Company sepakat bekerja sama dengan Huawei pada tahun 2017.

Namun, pemerintah Australia, segera menyumbang 67 juta dollar AS untuk proyek tersebut dan mengalihkannya ke Alcatel yang diakuisisi Nokia 2016 lalu, sebagai vendor baru proyek ini.

Selain Huawei, perusahaan telekomunikasi, China Unicom juga disebut memiliki akses ke banyak kabel trans-pasifik yang tersedia saat ini, dirangkum KompasTekno dari South China Morning Post, Senin (16/12/2019).

Perang bawah laut ini belum setegang perang dagang di permukaan. Tapi dampaknya bisa memperlama resolusi konflik kedua negara, dan tentu saja memengaruhi kestabilan ekonomi secara global.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com