Fenomena perlombaan megapiksel yang mengemuka di industri kamera turut menular ke ranah smartphone. Para pabrikan pun berlomba-lomba menelurkan produk dengan sensor kamera yang beresolusi sangat tinggi.
Tak jarang, mereka bersaing dalam memperkenalkan ponsel dengan kamera resolusi tertinggi. Seperti Realme XT dan Redmi Note 8 Pro yang sama-sama dibekali sensor 64 megapiksel dan saling klaim sebagai yang pertama hadir.
Baca juga: Jelang Peluncuran, Realme XT dan Redmi Note 8 Saling Sikut di Medsos
Saat ini, gelar ponsel yang dibekali dengan kamera utama dengan resolusi yang paling tinggi (108 MP) dipegang oleh Xiaomi lewat Mi CC9 Pro dan Mi Note 10.
Angka tersebut meningkat sangat jauh dibandingkan pemegang rekor resolusi kamera ponsel di awal dekade ini, yakni Nokia N8 keluaran 2010 yang memiliki sensor 12 megapiksel.
Memasuki penghujung tahun yang sama, Sony Ericsson meluncurkan S006, ponsel dengan kamera 16 megapiksel dengan embel-embel ikonik "CyberShot".
Dua tahun kemudian, Nokia kembali berinovasi dan memboyong kamera beresolusi 41 megapiksel lewat Nokia 808 PureView dan Lumia 1020.
Perlombaan megapiksel baru kentara dalam beberapa tahun terakhir. Antara 2018 hingga 2019, jumlah megapiksel naik drastis, mulai dari 24 MP (Galaxy A9/2018), 48 MP (Honor View 20/2019), 64 MP (Realme XT/2019), hingga 108 MP tadi.
Makin pintar, makin bagus dengan computational photography and AI
Selain komponen hardware macam lensa dan sensor, perkembangan besar lain dari kamera smartphone terletak pada software di belakangnya.
Para pabrikan ponsel kini telah banyak menerapkan computational photography, yakni teknik algoritma software untuk menjalankan berbagai fungsi tambahan yang bisa meningkatkan kualitas gambar sekaligus menambah efek-efek visual.
Baca juga: Google Ciptakan Chipset Mobile Pertama, Fokus Perbaiki Hasil Kamera
Computational photography dijalankan dengan memanfaatkan tenaga pemrosesan system-on-chip (SoC) di ponsel yang kian bertambah. Kadang vendor juga menambah chip khusus untuk mengolah computational photography, seperti Visual Core di ponsel Google Pixel.
Computational photography mewujudkan teknik-teknik khusus seperti SmartHDR Google yang mampu memperluas rentang tone gambar, Night Mode Huawei yang menyulap malam jadi terang benderang, dan Deep Fusion Apple yang meningkatkan kualitas secara otomatis.
Selain itu, para vendor kini sudah banyak menyematkan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence, AI) yang semakin memperluas fungsi kamera pada ponsel.
Baca juga: Smartphone Kekinian Dilengkapi AI, Apa Gunanya?
Selain menyesuaikan setting kamera tanpa perlu campur tangan pengguna, berkat AI, kamera smartphone pun bisa dipakai untuk menerjemahkan tulisan dalam bahasa asing hingga mengenali obyek untuk dicari di situs belanja.
Susah payah menyembunyikan kamera selfie