Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Google Akan Akhiri Skema Penghindaran Pembayaran Pajak

Kompas.com - 07/01/2020, 08:20 WIB
Conney Stephanie,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber The Verge

KOMPAS.com - Raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS) Google dikabarkan bakal
mengakhiri penggunaan celah untuk menghindari kewajiban pajaknya, atau yang yang dikenal sebagai celah "Double Irish" dan "Dutch Sandwich".

Celah "Double Irish" dan "Dutch sandwich" ini memungkinkan Google untuk menghindari pembayaran pajak pemasukan perusahaan di Irlandia, dan mengalihkannya ke Belanda atau Bermuda.

Namun di tahun ini, skema tersebut sudah tidak lagi digunakan untuk mengantisipasi peraturan penghindaran pajak yang lebih ketat.

Baca juga: Pemerintah Kejar Pajak Google, Facebook, dan Netflix dengan Omnibus Law

Selain itu, langkah ini juga dilakukan Google untuk menyesuaikan dengan perubahan undang-undang pajak Amerika Serikat (AS) dan Irlandia.

Seperti diketahui, selama ini Google mengalihkan pendapatan yang diperoleh dari luar Amerika Serikat ke Google Ireland Holdings yang ada di Irlandia.

Google kemudian mengalihkan pendapatan yang didapat dari perusahaannya di Irlandia tersebut, ke anak usahanya yang berada di Belanda.

Anak usaha Google yang berada di Belanda itu merupakan afiliasi yang berbasis di Bermuda, di mana perusahaan tidak perlu membayar pajak penghasilan.

Selama lebih dari satu dekade, undang-undang pajak Belanda, Irlandia, dan Amerika Serikat (AS) mengizinkan Google untuk menikmati tarif pajak, efektif hanya satu digit atas keuntungan mereka di luar Amerika Serikat (AS).

Besarannya sekitar seperempat dari tarif pajak rata-rata di pasar luar negeri. Strategi pajak itu sah, dan memungkinkan Google menghindari pajak penghasilan Amerika Serikat (AS), ataupun pajak dari keuntungan yang diraih Google dari negara-negara di Eropa.

Baca juga: Menkominfo Johnny Plate Akan Kejar Pajak Perusahaan Digital

Dikutip KompasTekno dari Reuters, Selasa (7/1/2020), pada 2018, Google memindahkan 21,8 miliar euro atau setara Rp 339,5 triliun melalui perusahaan induk Belanda ke Bermuda.

Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan jumlah pada pada tahun 2017 yang senilai 19,9 miliar euro, atau setara Rp 309,9 triliun.

Meski Google akan menghentikan skema penghindaran pajaknya, namun sampai saat ini masih belum ada konfirmasi tanggal pastinya.

“Tanggal penghentian kegiatan lisensi perusahaan belum dikonfirmasi oleh pimpinan senior. Namun, manajemen berharap bahwa penghentian ini akan berlangsung pada 31 Desember 2019 atau pada 2020," ujar seorang juru bicara dalam sebuah pernyataan.

Google juga mengatakan bahwa perusahaannya akan membayar seluruh pajaknya.

"Kami sekarang sedang menyederhanakan struktur perusahaan dan akan melinsesikan IP (kekayaan intelektual) dari Amerika Serikat (AS), bukan Bermuda," ujar juru bicara Google.

Selain itu, Google juga dikatakan siap membayar seluruh pajak penghasilan tahunan selama satu dekade terakhir, dengan tarif pajak efektif global lebih dari 23 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber The Verge
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kacamata Pintar Meta 'Ray-Ban' Sudah Bisa Dipakai Video Call WhatsApp

Kacamata Pintar Meta "Ray-Ban" Sudah Bisa Dipakai Video Call WhatsApp

Gadget
Tanggal Rilis Game terbaru Hoyoverse Bocor di App Store

Tanggal Rilis Game terbaru Hoyoverse Bocor di App Store

Game
Revisi UU Penyiaran, KPI Bisa Awasi Konten Netflix dan Layanan Sejenis

Revisi UU Penyiaran, KPI Bisa Awasi Konten Netflix dan Layanan Sejenis

e-Business
Revisi UU Penyiaran Digodok, Platform Digital Akan Diawasi KPI

Revisi UU Penyiaran Digodok, Platform Digital Akan Diawasi KPI

Internet
Arti Kata NT, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Medsos dan Game

Arti Kata NT, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Medsos dan Game

Internet
Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

e-Business
Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Gadget
WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

Internet
Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

e-Business
Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan 'Sensa HD Haptics'

Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan "Sensa HD Haptics"

Gadget
10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

Gadget
Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Gadget
Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai  'Circle to Search' Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai "Circle to Search" Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Software
Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

e-Business
Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Game
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com