Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Netflix Diminta Dulukan Konten Indonesia, Apa Kabar iFlix dan Hooq?

Kompas.com - 13/01/2020, 10:02 WIB
Putri Zakia Salsabila ,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di tengah-tengah wacana pemblokiran blokir Netflix oleh grup Telkom, Menkominfo  Johnny G. Plate melontarkan imbauan agar layanan on demand video streaming itu nantinya mendulukan konten lokal Indonesia ketimbang produksi luar negeri. 

Selain itu, Johnny juga menyarankan pihak Netflix dan sineas lokal untuk bekerjasama membuat konten original. Bagaimana tanggapan para pelaku bisnis streaming lain mengenai imbauan ini?

Baca juga: Menkominfo Imbau Netflix Perbanyak Konten Lokal dari Indonesia

Marketing Manager Iflix Tiara Sugiyono mengatakan bahwa pihaknya menghormati kapasitas regulator ataupun imbauan yang diminta pemerintah. Tiara juga mengatakan bahwa Iflix telah sejak lama melaksanakan hal yang diimbau tersebut.

"Itu (penayangan konten lokal) adalah hal yang sudah kami lakukan, Sejak pertama kali Iflix hadir di indonesia Juni 2016, sudah berinvestasi jutaan dollar AS untuk menghadirkan konten lokal Indonesia," ujarnya saat dihubungi KompasTekno pekan lalu. 

Investasi Iflix, tambah Tiara, diwujudkan dalam bentuk library sinema hingga produksi original berkonten lokal Indonesia. Dia mengatakan bahwa Iflix telah fokus menggarap konten lokal  sejak hari pertama beroperasi di Indonesia. .

Senada dengan Iflix, Country Head Hooq Indonesia Guntur Siboro menjelaskan, pihaknya telah mengutamakan konten Indonesia dalam layanan streaming mereka.

Baca juga: Netflix dan Spotify Terancam Denda Jika Hindari Pajak di Indonesia

"Yang jelas kami selain menyediakan konten-konten asing, juga mengutamakan konten Indonesia. Karena kami percaya bahwa konten indonesia akan banyak ditonton disini," tuturnya kepada KompasTekno. 

Berdasarkan riset internal yang dilakukan pihak Hooq, konsumen Indonesia ternyata memiliki minat tinggi terhadap film lokal, di samping film asing produksi Hollywood atau film Korea Sealatan.

Menurut Guntur, dibanding konten asing, konten lokal memiliki kelebihan dalam hal kontribusi ke perekonomian, sehingga dia menilai wajar apabila pemerintah mendorong penyedia streaming agar mendorong penyediaan konten lokal.

"Kalau konten lokal itu diproduksi di sini, dengan sutradara dan pemain orang Indonesia, lalu produksinya dilakukan di Indonesia, maka kontribusinya masuk ke perekonomian Indonesia," katanya.

Kerjasama Netflix dengan Kemendikbud

Netflix sendiri bukannya sama sekali tidak megedepankan konten lokal. Layanan streaming ini, misalnya, membeli hak distribusi film Indonesia The Night Comes for Us dan Sebelum Iblis Menjemput untuk dirilis secara internasional.

Timo Tjahjanto, sutradara kedua film itu, mengatakan bahwa distribusi oleh Netflix bisa membantu karya lokal Indonesia untuk go international.

Baca juga: Beda Sikap Kominfo dan Kemendikbud soal Netflix Jadi Sindiran Warganet

"Netflix membantu saya untuk terekspos ke Indonesia internasional. Bukan saya, tapi lebih ke filmnya sendiri," ujar Timo dalam acara konferensi pers kerjasama Netflix dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta, Kamis (9/1/2020).

Dalam kesempatan itu, Netflix mengumumkan program kerja sama dengan Kemendikbud sekaligus investasi senilai 1 juta dollar AS (Rp 14 miliar) untuk mengembangkan sineas Indonesia.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com