Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Kabar WhatsApp Bakal Berbayar Mulai Tahun Ini, Benarkah?

Kompas.com - 17/01/2020, 13:42 WIB
Bill Clinten,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aplikasi pesan instan WhatsApp dikabarkan akan mulai memungut biaya kepada penggunanya mulai tahun 2020 ini.

Berdasarkan informasi yang ramai dibicarakan di ranah maya itu, cara monetisasi WhatsApp adalah dengan menyisipkan iklan di fitur "WhatsApp Status" yang fungsinya mirip fitur "Stories" di Instagram atau Facebook.

Jika tidak ingin melihat iklan, maka pengguna disebut harus membayar 1 dollar AS atau kurang lebih sekitar Rp 14.000.

Lantas, benarkah kabar itu?

Penelusuran KompasTekno, kabar tentang rencana WhatsApp bakal menarik bayaran itu mengacu pada rencana Facebook yang diungkap pada Facebook Marketing Summit (FMS) di Berlin, Jerman pada 2019 lalu.

Baca juga: WhatsApp Terpopuler pada 2019, TikTok Lampaui Facebook

Kala itu, pengulas aplikasi Matt Navara sempat membocorkan di jejaring sosial Twitter bahwa Facebook memang berencana untuk menyisipkan iklan di WhatsApp Status pada 2020 sebagai upaya monetisasi platform.

Nantinya, di sisi bawah akan muncul ikon "swipe-up" mirip di Instagram Stories yang akan megarahkan ke situs pengiklan. Nama perusahaan yang beriklan akan muncul di WhatsApp Status, seperti halnya nama kontak.

Matt juga menguak bahwa Facebook juga menyiapkan alternatif cara menyisipkan iklan lainnya, seperti menempatkan iklan di tengah beranda percakapan, hingga format "chat" baru yang mampu menampilkan katalog produk.

Kendati demikian, belum ada update dari informasi soal rencana tersebut, hingga berita ini ditayangkan. Kabar terbaru yang muncul justru menyebut Facebook bakal membatalkan rencana menyuspkan iklan di WhatsApp.

Batal disisipi iklan?

Pada Jumat (17/1/2020), sumber yang dekat dengan permasalahan ini justru mengabarkan bahwa tim yang menangani monetisasi WhatsApp via iklan justru sudah dibubarkan oleh Facebook.

Bahkan, kode hasil kerja tim tersebut kabarnya juga telah dihapus dari kode keseluruhan WhatsApp. (Baca juga: Facebook Dikabarkan Batal Selipkan Iklan di WhatsApp)

Meski begitu, perwakilan Facebook sempat mengatakan bahwa rencana itu sebenarnya tidak sepenuhnya batal, karena masih menjadi rencana jangka panjang yang masih abu-abu. Belum diketahui juga kapan realisasi iklan di WhatsApp itu.

Facebook, sebagai pihak yang mengakuisisi WhatsApp pada 2014 lalu senilai 22 miliar dollar AS, saat ini disebut masih fokus mengembangkan fitur untuk memudahkan komunikasi antara pebisnis dan konsumen, melalui WhatsApp Business.

Tak terkecuali pengembangan WhatsApp Payment yang sejauh ini masih tersendat uji cobanya di India, karena terkendala regulasi di sana.

WhatsApp Payment sendiri kabarnya juga akan hadir di Indonesia, meski belum ada titik terang.

Baca juga: Apa Perbedaan WhatsApp Business dan WhatsApp Messenger?

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com