Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilham Bintang Ceritakan Bagaimana Kartu SIM-nya Ditukar hingga Rekening Dibobol

Kompas.com - 21/01/2020, 15:06 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kartu SIM Indosat Ooredoo milik wartawan senior Ilham Bintang dicuri oleh orang tak dikenal.

Tidak hanya mencuri kartu SIM, pelaku juga memanfaatkan kartu SIM tersebut untuk mengakses rekening bank milik Ilham, dan mentrasfernya ke hampir 100 rekening hanya dalam waktu sekitar tiga jam saja.

Kepada KompasTekno, Ilham membeberkan rincian koronologisnya.

Pada Sabtu, (4/1/2020), Ilham yang saat itu sedang berada di Sydney, Australia dan akan bertolak ke Melbourne, mendapati sinyal kartu Indosatnya berstatus "SOS" yang artinya kartu tidak dapat digunakan.

Padahal, dua hari sebelum berangkat ke Australia, ia telah membeli paket roaming yang seharusnya, kartu Indosatnya masih berfungsi di sana. Pada mulanya, ia tidak berpikir ini adalah masalah serius, dan membeli kartu lokal untuk urusan komunikasi selama di Australia.

Baca juga: SIM Card Ilham Bintang Dicuri dan Rekening Dibobol, Ini Respons Indosat

Namun, ia teringat, bahwa kartu SIM Indosatnya terhubung dengan sejumlah mobile banking dan internet banking, termasuk bank asal Australia, Commonwealth. Bank tersebut biasa ia gunakan untuk keperluan kuliah putrinya yang sedang menempuh pendidikan master di Australia.

Ia pun mencoba membuka aplikasi mobile banking Bank Commonwealth menggunakan jaringan WiFi. Namun proses log in tersebut gagal meski telah coba berulang kali.

"Muncul di layar berulang-ulang, itu enggak berhasil karena disebut password salah, aneh," kata Ilham, saat bertandang ke kantor Kompas Gramedia, Palmerah, Jakarta Pusat, Selasa (21/1/2020).

Pada Senin (6/1/2020), Ilham mencoba lagi mengakses aplikasi mobile banking Commonwealth namun hasilnya nihil. Akhirnya, ia pergi ke ATM Commonwealth untuk penarikan tunai.

Baca juga: Cegah Jual Beli Data Pribadi, BRTI Perketat Registrasi SIM Prabayar

Bukannya uang tunai, justru yang keluar adalah pemberitahuan saldo tidak mencukupi yang muncul di layar ATM. Ia pun tidak bisa melakukan penarikan sekalipun dalam jumlah terkecil.

Ilham yang sudah mulai curiga, segera menghubungi agen Commonwealth di Jakarta yang selama ini mengurus rekeningnya via telepon WhatsApp.

"Sepengetahuan saya, kalau kirim uang dari Commonwealth Bank ke tempat lain itu tutup pada Sabtu-Minggu, jadi asumsi saya mereka (transaksi uangnya) baru bergerak saat jam kantor (Senin pagi)," jelasnya.

Ia meminta agar rekeningnya segera ditutup. Pemblokiran rekening ternyata tidak semudah mentransfer uang dalam jumlah besar, seperti yang kadung menimpanya.

Ia harus melalui serangkaian prosedur, mulai dari wawancara hingga mengirim beberapa dokumen untuk memastikan bahwa dia tinggal di Australia. Bahkan, ia juga melapor ke pihak kepolisian setempat.

Singkat cerita, akhirnya Ilham mendapatkan pemberitahuan data transaksi melalui nomor rekeningnya. Setidaknya, menurut Ilham ada 98 transaksi tercatat. 

Baca juga: Awas, Penipuan Lewat Call Forwarding untuk Retas Akun Ojek Online

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com