Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai 3 Modus Penipuan Lewat WhatsApp Berikut Ini

Kompas.com - 23/01/2020, 20:03 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seiring berkembangnya teknologi dan masifnya adopsi smartphone, kejahatan siber seakan sulit dihindarkan. Berbagai kasus penipuan atau scam berupa pesan singkat, sering didapat dari pihak ketiga yang tak dikenal.

Beberapa kasus tersebut misalnya adalah spam, hoaks, atau pengelabuan (phising). Di Indonesia sendiri, sepanjang Januari hingga Desember 2019, terdapat 1.617 laporan atas kasus kejahatan siber.

Data tersebut diambil dari Direktorat Tindak Pidana Siber, satuan kerja yang berada di bawah Badan Reserse Kriminal Polisi Republik Indonesia (Bareskrim Polri), dalam keterangan resmi WhatsApp yang diterima KompasTekno, Kamis (23/1/2020).

WhatsApp menjadi salah satu platform yang kerap digunakan pelaku kejahatan siber untuk memuluskan aksinya. Ada beberapa modus penipuan yang harus diwaspasai. Terutama penipuan yang mengguakan layanan pesan instan seperti WhatsApp.

1. Mengaku sebagai kerabat atau teman

Modus yang digunakan pelaku dalam kasus ini adalah dengan berpura-pura menjadi teman atau kerabat dekat korban. Mereka akan menghubungi secara tiba-tiba dengan nomor yang tidak Anda kenal.

Saat menghubungi calon korban, mereka biasa menggunakan berbagai alasan, seperti terkena musibah dan sedang berada di situasi mendesak untuk merayu korban akan segera mengrimkan sejumlah uang dalam waktu cepat.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari modus kejahatan semacam ini. Anda bisa perhatikan gaya berkomunikasinya.

Yakinkan kembali apakah suara atau gaya penulisan pesannya sama seperti teman atau kerabat Anda yang coba ditiru oleh si penipu.

Baca juga: Awas, Penipuan Lewat Call Forwarding untuk Retas Akun Ojek Online

Gaya percakapan yang digunakan mungkin berbeda, seperti tutur bahasa yang dipilih, cara mereka menjelaskan situasi, dan hal kecil lainnya yang membuat kita ragu.

Jangan lupa pula untuk menanyakan informasi tambahan dari sumber yang terpercaya. Jika dari pengamatan ini Anda mulai ragu, segera putus kontak dengan memblokir dan melaporkan akun tersebut.

2. Iming-iming hadiah

Siapa tidak tergoda dijanjikan hadiah? Tapi hati-hati, bisa jadi iming-iming itu hanyalah modus untuk membuat Anda semakin buntung, alih-alih beruntung.

Biasanya, oknum penipu mengaku sebagai pihak perusahaan/brand yang meyakinkan bahwa kita memenangkan hadiah besar, atau sekadar menawarkan pekerjaan yang sebelumnya kita tidak pernah mendaftar.

Dari praktik ini, pelaku biasanya meminta informasi data pribadi kita atau paling parah, meminta sejumlah uang untuk menebus hadiah atau hal lain.

Jika mendapatkan pesan semacam itu, amati dulu bagaimana pesannya.

Apakah pesan mengandung banyak sekali kesalahan ejaan atau tata bahasa dan lihat pula apakah Anda diminta untuk mengetuk tautan di dalam pesan tersebut.

Terkadang, pelaku meminta Anda untuk membagikan informasi pribadi Anda, seperti nomor kartu kredit dan rekening bank, tanggal lahir, kata sandi.

Apabila pesan dikirim melalui WhatsApp, biasanya Anda diminta untuk meneruskan pesan dan meminta calon korban untuk mengklik tautan untuk "mengaktifkan" fitur baru.

Penipu juga meminta sejumlah uang dengan dalih biaya menggunakan WhatsApp, yang mana sejatinya, WhatsApp adalah aplikasi perpesanan gratis hingga saat ini.

Apabila pesan mengandung beberapa ciri tersebut, Anda patut curiga. Lakukan cara yang sama seperti di atas, yakni memblokir nomor atau melaporkannya.

3. Tautan Mencurigakan

Modus terakhir adalah dengan mengirimkan tautan mencurigakan yang biasanya memancing korban untuk membukanya. Di WhatsApp, pesan mencurigakan semacam ini diberi label "tautan mencurigakan" bewarna merah seperti ilustrasi di bawah ini.

Label pesan mencurigakan yang muncul di WhatsApp saat ada tautan yang mengandung kombinasi karakter yang tidak umum.WhatsApp Label pesan mencurigakan yang muncul di WhatsApp saat ada tautan yang mengandung kombinasi karakter yang tidak umum.

Disebut mencurigakan, karena kemungkinan tautan tersebut mengandung kombinasi karakter yang dianggap tidak umum.

Kombinasi itu biasa digunakan untuk mengecoh pengguna agar meyakini bahwa tautan itu berasal dari situs web yang sah, padahal akan mengarahkan ke situs berbahaya.

Baca juga: Ramai Kabar WhatsApp Bakal Berbayar Mulai Tahun Ini, Benarkah?

Jika tautan ditandai sebagai tautan yang mencurigakan, Anda dapat mengetuk tautan tersebut dan akan muncul pesan pop-up yang akan menampilkan karakter mencurigakan dalam tautan tersebut.

Apabila mencurigakan, Anda bisa langsung menghapusnya dan memblokir nomor pengirim.

Meningkatkan keamanan

Khusus untuk WhatsApp, Anda bisa mengendalikan beberapa hal. Termasuk menghindari untuk dimasukan ke grup secara sembarangan oleh orang tidak dikenal.

Caranya, buka menu pengaturan dalam aplikasi, lalu ketuk Akun > Privasi > Grup. Pilih salah satu dari ketiga opsi yang tersedia, yakni “Kontak Saya Kecuali,” “Kontak Saya,” atau “Semua Orang.”

Fitur otentikasi dua langkah juga bisa digunakan untuk mencegah orang lain masuk ke akun WhatsApp Anda tanpa izin lebih dulu. Untuk mengaktifkannya, buka “Pengaturan” lalu pilih “Akun” dan pilih “Verifikasi Dua Langkah”.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com