Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB Larang Penggunaan WhatsApp untuk Komunikasi Internal

Kompas.com - 27/01/2020, 11:03 WIB
Conney Stephanie,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para pejabat di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) tidak lagi diperkenankan menggunakan aplikasi pesan instan WhatsApp sebagai media komunikasi.

Juru bicara PBB mengatakan bahwa aplikasi ini tidak didukung dengan sistem yang aman. 

Anggapan tersebut berkaitan dengan kasus pembajakan ponsel melalui WhatsApp milik CEO Amazon, Jeff Bezos.

Kasus pembajakan ini diduga dilakukan oleh Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed Bin Salman beberapa waktu lalu.

"Pejabat PBB diminta untuk tidak menggunakan WhatsApp karena aplikasi itu tidak didukung dengan mekanisme yang aman," kata seorang Juru Bicara PBB, Farhan Haq.

Menurut Farhan, arahan bagi para pejabat PBB untuk tidak menggunakan aplikasi WhatsApp sebenarnya sudah dilakukan sejak Juni 2019 lalu.

Menanggapi langkah yang diambil oleh PBB, WhatsApp pun mengklaim bahwa pihaknya telah
menyediakan sistem keamanan terbaik untuk penggunanya. Sebagai informasi, WhatsApp saat ini digunakan oleh lebih dari 1,5 miliar pengguna aktif.

Direktur Komunikasi WhatsApp, Carl Woog mengatakan, sistem enkripsi end to end yang sudah diimplementasikan pada WhatsApp membuat percakapan pribadi penggunanya terlindungi.

"Teknologi enkripsi yang kami kembangkan dengan Signal, juga sudah mendapat pengakuan dari pakar keamanan siber. Bahkan mendapat posisi terbaik yang tersedia untuk orang-orang di seluruh dunia," ungkapnya.

Baca juga: Pendiri WhatsApp Ajak Hapus Akun Facebook

Peneliti dari firma keamanan Checkpoint, Oded Vanunu membenarkan hal tersebut. Ia menegaskan bahwa WhatsApp memang sangat serius menangani persoalan keamanan yang ada di dalam aplikasinya.

Oded pun menilai, aplikasi chatting seperti WhatsApp tetap akan memiliki celah yang dapat dimanfaatkan dengan beragam cara.

"Setiap aplikasi memiliki kerentanan yang dapat Anda manfaatkan dengan cara tertentu," kata Oded.

Seperti diketahui sebelumnya, pihak PBB menduga bahwa Pangeran Arab Saudi menggunakan platform WhatsApp untuk meretas ponsel milik CEO Amazon Jeff Bezos.

Belum diketahui dengan jelas apa motif dari peretasan tersebut. Namun muncul dugaan peretasan ini berhubungan dengan kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi pada Oktober 2018 lalu.

Khashoggi merupakan jurnalis asal Arab Saudi yang juga menjadi seorang kolumnis di media AS ternama, The Washington Post. Jeff Bezos mengakuisisi media tersebut pada 2013 silam.

Di Washington Post, Khashoggi kerap mengkritik pemerintahan Arab Saudi, termasuk sisi negatif keluarga kerajaan dan para petingginya.

Baca juga: Begini Cara Mengaktifkan Dark Mode di WhatsApp Android

Pangeran Salman sendiri, menurut kepala investigasi kasus pembunuhan Khashoggi, Callamard, diyakini sebagai aktor di balik pembunuhan jurnalis tersebut.

Dalam laporan forensik FTI Consulting yang berbasis di Washington, para ahli dari PBB tersebut terus mendorong adanya penyelidikan secepat mungkin oleh Amerika Serikat (AS) dan otoritas lainnya.

Di dalam laporan tersebut, PBB juga menduga bahwa iPhone milik Bezos dibajak lewat file video yang dikirim melalui akun WhatsApp yang digunakan oleh Mohammed Bin Salman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Revisi UU Penyiaran, KPI Bisa Awasi Konten Netflix dan Layanan Sejenis

Revisi UU Penyiaran, KPI Bisa Awasi Konten Netflix dan Layanan Sejenis

e-Business
Revisi UU Penyiaran Digodok, Platform Digital Akan Diawasi KPI

Revisi UU Penyiaran Digodok, Platform Digital Akan Diawasi KPI

Internet
Arti Kata NT, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Medsos dan Game

Arti Kata NT, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Medsos dan Game

Internet
Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

e-Business
Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Gadget
WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

Internet
Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

e-Business
Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan 'Sensa HD Haptics'

Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan "Sensa HD Haptics"

Gadget
10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

Gadget
Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Gadget
Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai  'Circle to Search' Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai "Circle to Search" Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Software
Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

e-Business
Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Game
Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model Bahasa AI Kecil untuk Smartphone

Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model Bahasa AI Kecil untuk Smartphone

Software
Meta Umumkan Horizon OS, Sistem Operasi untuk Headset VR Merek Apa Pun

Meta Umumkan Horizon OS, Sistem Operasi untuk Headset VR Merek Apa Pun

Software
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com