Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

E-sports di Indonesia Lebih Banyak Lombakan Game Mobile daripada PC, Mengapa?

Kompas.com - 28/01/2020, 09:02 WIB
Bill Clinten,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Belakangan ini, industri esports di Indonesia bisa dibilang terus berkembang.

Beberapa tim esports lokal, seperti Evos Capital (Free Fire), Evos Legends (Mobile Legends: Bang Bang), hingga Bigetron RA (PUBG Mobile) bahkan keluar sebagai pemenang di beragam kejuaraan turnamen game mobile bergengsi kelas dunia yang digelar tahun lalu. 

Meski membanggakan, ketenaran esports mobile di Tanah Air ini disebut sebagai anomali. Pasalnya di luar negeri, seperti di Amerika Serikat atau Eropa, esports biasanya diramaikan oleh aneka game PC, bukan game smartphone.

Ketua Panitia Penyelenggara Piala Presiden Esports 2020, Giring Ganesha Djumaryo, ketika dijumpai KompasTekno di acara kerja sama Samsung dengan Piala Presiden Esports 2020 di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Senin (27/1/2020).KOMPAS.com/Bill Clinten Ketua Panitia Penyelenggara Piala Presiden Esports 2020, Giring Ganesha Djumaryo, ketika dijumpai KompasTekno di acara kerja sama Samsung dengan Piala Presiden Esports 2020 di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Senin (27/1/2020).

Menurut Ketua Panitia Penyelenggara Piala Presiden Esports 2020, Giring Ganesha Djumaryo, keanehan ini disebabkan oleh meningkatnya daya beli konsumen Indonesia, terutama generasi muda, yang membeli smartphone untuk sekadar bermain game.

Baca juga: Alasan Free Fire Jadi Game yang Dilombakan di Piala Presiden Esports 2020

"Alasannya sederhana, karena sekarang kemampuan ekonomi anak muda (milenial) sudah meningkat," ujar Giring kepada KompasTekno di acara kolaborasi Samsung dengan Piala Presiden Esports 2020 di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Senin (27/1/2020).

Giring melanjutkan, harga perangkat yang semakin terjangkau, berikut spesifikasi mumpuni yang ditawarkan, juga berkontribusi terhadap banyaknya gamer Indonesia yang bermain di smartphone ketimbang harus membangun PC.

Inilah yang menjadi faktor utama mengapa para milenial di Indonesia gemar bermain game online bersama-sama, atau istilah kekiniannya "mabar".

Dari situ, Giring mengatakan mereka bisa jadi tertarik untuk membentuk tim esports. "ungkin untuk sekadar iseng-iseng berhadiah," katanya.

Game mobile yang akan populer tahun 2020? 

Selain memaparkan anomali esports di Indonesia, Giring turut memprediksi game smartphone apa saja yang akan ramai dilirik oleh para gamer Tanah Air di tahun ini, terutama di genre battle royale dan Multiplayer Online Battle Arena (MOBA).

Menurutnya, Free Fire masih akan tetap menjadi game bergenre battle royale yang lebih populer ketimbang game serupa lain, seperti PUBG Mobile atau Call of Duty: Mobile.

Baca juga: Ini Aplikasi dan Game yang Paling Banyak Diunduh Selama Satu Dekade Terakhir

"Free Fire sekarang masih (digandrungi) oleh pemain yang tinggal di pinggiran, tahun ini pasti banyak orang-orang urban (kota) yang main game tersebut," taksir Giring. 

Sementara genre MOBA, menurut Giring, masih akan tetap didominasi oleh Mobile Legends: Bang-Bang. 

Akan tetapi, kehadiran versi mobile dari game MOBA kenamaan, League of Legends (LoL), disebut bakal mengancam popularitas game MOBA besutan Moonton tadi. 

"Mobile Legends masih mendominasi di area MOBA, namun harus hati-hati karena LoL: Wild Rifts akan dirilis," imbuh Giring.

Adapun game LoL: Wild Rifts, sebagaimana pantauan KompasTekno di halaman Google Play Store, Selasa (28/1/2020) tampak belum dirilis oleh pihak Riot Games.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com