Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemasukan Samsung Turun meski Pemasukan dari Smartphone Naik

Kompas.com - 31/01/2020, 15:35 WIB
Conney Stephanie,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber CNET

KOMPAS.com - Kinerja bisnis Samsung dilaporkan mengalami kelesuan dari segi penjualan selama kuartal IV-2019, meski bisnis smartphone masih mengalami kenaikan. Hal ini berdampak pada jumlah pendapatan vendor ponsel Korea Selatan itu.

Pendapatan Samsung pada kuartal terakhir tahun 2019 hanya naik 1 persen menjadi 59,88 triliun won atau sekitar Rp 692 triliun, sedangkan laba operasi turun 34 persen hingga 7,6 triliun won atau sekitar Rp 82 trilliun, dirangkum KompasTekno dari CNET, Jumat (31/1/2020).

Sementara di sisi lain, Apple pada kuartal yang sama, justru melaporkan pemasukannya meningkat hingga 8,9 persen menjadi 91,8 miliar dollar AS, atau setara dengan Rp 1.252 triliun.

Jumlah pemasukan itu menjadi rekor terbesar Apple dalam satu kuartal, dan menjadikannya pabrikan ponsel terbesar dunia pada kuartal IV-2019.

Baca juga: Apple Raup Rp 1.200 Triliun Berkat iPhone 11

Fenomena pemasukan Apple yang lebih tinggi dari Samsung ini terjadi lantaran Samsung dan Apple memiliki fokus bisnis yang berbeda.

Apple diketahui hanya berkecimpung di bisnis PC, mobile (ponsel/tablet), dan wearable, sementara Samsung selain berkecimpung di bisnis gadget dan smartphone, juga memiliki bisnis perangkat elektronik seperti TV, panel layar (display), dan chip memori.

Bisnis memori chip Samsung memang menjadi penggerak laba terbesar sepanjang 2019. Namun harga yang menurun dalam beberapa tahun terakhir, ditambah dengan penurunan permintaan panel display membuat kinerja keseluruhan Samsung menjadi turun.

"Laba kuartal keempat turun dari tahun sebelumnya, karena penurunan harga chip memori dan sedikitnya permintaan panel display", kata Samsung dalam sebuah pernyataan.

Sedangkan Apple, masih fokus dengan produksi ponsel buatannya, yaitu iPhone yang dianggap sebagai pendapatan utama. Perangkat Apple lainnya seperti iPad, Apple Watch, dan Airpods juga berperan dalam peningkatan pendapatan perusahaan.

"Apple sedang pulih, karena harga iPhone 11 yang lebih murah dan permintaan yang tinggi di Asia dan Amerika Utara," kata Neil Mawston, Analis Strategy Analytics.

Bisnis mobile Samsung naik

Strategy Analytics juga mengatakan bahwa Apple menduduki posisi teratas di dunia pada kuartal yang berakhir pada Desember 2019, dengan mengirimkan sekitar 70,7 juta perangkat handset, dibandingkan Samsung yang hanya di angka 68,8 juta perangkat.

Baca juga: Bocoran Samsung Galaxy S20, Mulai dari Video Hands-on sampai Harganya

Di tahun lalu, tercatat bahwa pendapatan Apple dari lini iPhone secara keseluruhan naik 7,6 persen menjadi 55,96 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 765 triliun.

Sementara, laba operasional Samsung divisi mobile (smartphone) melonjak 67 persen menjadi 2,52 triliun won (Rp 29 triliun) dan pendapatannya meningkat 7 persen menjadi 24,95 triliun won (Rp 288 triliun).

Dari bisnis perangkat yang meliputi display dan semikonduktor, Samsung mengalami penurunan laba operasi 57 persen, sementara pendapatannya turun 11 persen.

Untuk mendongkrak pendapatan lagi, Samsung mengatakan bahwa di tahun ini perusahaan ingin memperluas penjualan ponsel premiumnya, termasuk smartphone layar lipat dan flagship yang sudah memiliki konektivitas 5G.

Hal ini dilakukan sebagai solusi untuk meningkatkan keuntungan perusahaan.

"Lebih lanjut, kami (Samsung) akan memperluas portofolio produk 5G dan memperkuat daya saing produk smartphone secara massal dengan mengadopsi teknologi inovatif berdasarkan kebutuhan pasar," kata Samsung dalam sebuah pernyataan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNET


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com