JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika ( Kominfo) akan menggunakan mekanisme " SMS Blast" untuk mengomunikasikan tentang virus 2019-nCoV atau virus Corona.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel Abrijani Pangarepan mengatakan, upaya ini dilakukan karena banyak hoaks yang beredar di masyarakat terkait virus Corona.
"Memang kita sedang memikirkan SMS Blast ini supaya menjadi saluran informasi yang kita berikan secara resmi," kata pria yang akrab disapa Semmy itu, dalam acara konferensi pers di kantor Kemenkominfo, di Jakarta Pusat, Senin (3/2/2020).
Semmy juga mengatakan bahwa Kominfo sudah mengomunikasikan hal ini dengan operator seluler.
Hoaks meningkat berkali lipat
Hoaks dan disinformasi terkait vorus Corona sendiri kian beredar luas di masyarakat.
Hingga hari Senin (3/2/2020), Kominfo mencatat ada 54 hoaks dan disinformasi tentang virus Corona. Jumlah ini naik signifikan dari beberapa hari sebelumnya.
Baca juga: Kominfo Identifikasi 54 Hoaks Virus Corona, Penyebar Terancam Kena Sanksi
"Tiga hari yang lalu kami pantau ada 36 hoaks, hari ini sudah hampir dua kali lipat konten hoaks dan disinformasi yang disebarkan," jelas Menteri Kominfo, Johnny G Plate yang turut hadir dalam acara tersebut.
Beberapa informasi hoaks beredar di antaranya adalah pasien Corona di RSUD Dr Mawardi Solo, HP Xiaomi menyebarkan virus Corona, hingga wudhu bisa menghancurkan virus Corona. Johnny mengatakan seluruh informasi hoaks bisa diakses masyarakat di situs resmi Kominfo di tautan berikut.
Menurut Johnny, hoaks-hoaks tersebut beredar di lintas platform, namun paling banyak beredar melalui WhatsApp. Meskipun begitu, Johnny mengatakan belum berencana melakukan pemblokiran WhatsApp untuk membatasi beredarnya hoaks.
"Justru kita minta WhatsApp perbanyak (informasi) untuk menjelaskan yang benar," katanya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan