KOMPAS.com - Kondisi fisik otak pada orang yang kecanduan bermain smartphone ternyata serupa dengan kondisi otak mereka yang mengonsumsi obat-obatan terlarang (narkoba).
Hal tersebut ditemukan dalam sebuah riset berjudul "Addictive Behaviors" yang dilakukan peneliti dari Universitas Heidelberg, Jerman.
Dalam riset tersebut, para peneliti melakukan pengujian terhadap 48 orang sebagai sampel. Sebanyak 22 orang di antaranya mengidap smartphone addiction alias kecanduan smartphone (SPA).
Riset tersebut dilakukan dengan metode pemindaian otak melalui magnetic resonance imaging (MRI). Hasilnya, terlihat adanya penurunan volume materi abu-abu (gray matter) di jaringan otak bagian inti (insula cortex dan temporal cortex) pada orang yang memiliki SPA.
Bagian insula cortex ini berfungsi untuk memproses aktivitas emosional. Apabila volumenya semakin berkurang, hal itu disebut akan mengganggu aktivitas emosional.
Baca juga: Melawan Serangan Jantung dengan Smartwatch
Pola ini juga ditemukan pada orang yang kecanduan obat-obatan terlarang.
Selain itu, bagian otak anterior cingulate cortex (ACC), yang berfungsi untuk proses kognitif, juga diklaim mengalami penurunan pada pencandu smartphone.
Berdasarkan dua temuan tersebut, ditarik sebuah kesimpulan bahwa kondisi otak pengidap SPA atau kecanduan smartphone ternyata mirip dengan pencandu obat-obatan terlarang.
Dirangkum KompasTekno dari CultofMac, Rabu (26/2/2020), kecanduan smartphone telah menjadi fenomena medis yang semakin mendapat perhatian dari para ahli kesehatan selama satu dekade terakhir.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan