Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/02/2020, 13:03 WIB
Conney Stephanie,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Siapa kini yang tidak mengenal TikTok? Sempat dipandang sebelah mata, kini aplikasi TikTok menjadi booming dan menjadi platform yang digemari masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan.

Nama TikTok juga kembali mencuat ke permukaan berkat meningkatnya jumlah pengguna, bahkan sudah banyak artis kenamaan Tanah Air yang menyumbang kreativitas mereka melalui aplikasi ini.

Dengan semakin banyak orang yang membuat akun di TikTok, muncul pertanyaan bagaimana aplikasi tersebut bersaing dan memonetisasi penggunanya?

TikTok Indonesia mengungkapkan bahwa video TikTok yang menarik dapat mendorong keterlibatan pemilik brand (merek), serta nantinya berdampak pada bisnis.

"Video pendek di TikTok yang imersif, memungkinkan kreator serta brand mengomunikasikan konten secara kreatif," ujar Head of Commercial TikTok Indonesia, Nur Lianasyah saat dihubungi KompasTekno, Kamis (21/2/2020).

Baca juga: Di Balik Fenomena Ramainya TikTok di Indonesia

Selain itu, video TikTok juga diklaim bisa menjangkau audiens baru, membangun afinitas brand dan mendorong aktivitas di luar platform mereka,

Ketika disinggung soal monetisasi, ia tidak mengumbar bagaimana mekanisme monetisasi di TikTok, namun ia menjelaskan bahwa pihaknya mendukung mitra brand mulai dari skala kecil
hingga korporasi yang ingin bekerjasama dengan kreator konten TikTok.

"Untuk monetisasi, kami selalu menjajaki berbagai peluang baik dari segi iklan hingga content partnership dengan mitra-mitra brand dari skala kecil hingga korporasi yang ingin merangkul kreativitas komunitas TikTok," tutur Nur Lianasyah.

Saat ditanya soal konten video TikTok yang sering dibagikan lewat media sosial lain, Nur Lianasyah melihat hal tersebut bukan sebagai ancaman, melainkan dapat menginsiprasi banyak orang untuk menjangkau aplikasi TikTok.

"Jika banyak teman-teman TikTok berbagi video di luar platform, kami cukup senang
karena kami berharap video-video di TikTok dapat lebih menjangkau orang-orang lain," kata Nur Lianasya.

Baca juga: Aplikasi-aplikasi Serupa TikTok yang Mengadu Peruntungan

TikTok dikatakan Nur Liansyah menjadi platform video pendek untuk berekspresi bagi masyarakat, dan memiliki misi untuk menginspirasi kreativitas serta membawa kebahagiaan.

Di sisi lain, Social Media Manager Kompas Media Nusantara, Didit Putra Erlangga Rahardjo
mengatakan bahwa pengguna TikTok saat ini dinilai lebih efektif membagikan konten videonya lewat tiga platform yaitu Twitter, Facebook dan Instagram.

"Justru lebih efektif di medsos seperti Twitter, Facebook, dan Instagram. Orang lebih nyaman share di tiga medsos tadi," jelasnya.

Sejak diluncurkan oleh Bytedance pada September 2016 lalu, aplikasi TikTok dianggap berhasil meraup peningkatan jumlah pengguna setiap tahunnya.

Dihimpun KompasTekno dari Oberlo, Rabu (25/2/2020), hingga akhir 2019, TikTok mengklaim memiliki 500 juta pengguna aktif di seluruh dunia dengan jumlah unduhan lebih dari 1,5 miliar kali di App Store maupun Google Play.

Tak hanya itu, data juga menunjukkan bahwa TikTok mendapat peringkat sebagai aplikasi yang paling banyak diunduh di App Store pada Q1 di tahun 2019 dengan lebih dari 33 juta unduhan.

Baca juga: Video TikTok Malah Populer di Instagram, Mengapa?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com