Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Twitter Larang Kicauan yang Menyesatkan soal Virus Corona

Kompas.com - 21/03/2020, 07:01 WIB
Conney Stephanie,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

Sumber TechCrunch

KOMPAS.com - Di tengah pandemi global Covid-19, di internet dan media sosial banyak beredar informasi keliru mengenai penyakit yang disebabkan oleh virus corona itu. 

Twitter pun berinisiatif memperbarui ketentuan penggunaannya. Platform microblogging itu kini ikut melarang segala kicauan yang mengandung informasi menyesatkan soal virus corona, sehingga berpotensi membahayakan atau meningkatkan risiko tertular.

Dalam sebuah tweet, Twitter menjelaskan seperti apa kicauan yang dilarang. Di antara kriteria-kriteria penilaiannya, ada tiga yang diutarakan.

Baca juga: Facebook, Google, Twitter dkk Kerja Sama Perangi Hoaks Virus Corona

Pertama, tweet berisi informasi yang bertentangan dengan anjuran profesional kesehatan, misalnya mengatakan bahwa "social distancing tidak efektif". Kedua, tweet yang menganjurkan obat atau tindakan pencegahan yang keliru, seperti minum cairan pemutih pakaian. 

Terakhir, tweet berisi informasi atau klaim keliru yang dibuat agar seolah-olah berasal dari ahli atau otoritas pemerintah juga dilarang.

Pengguna Twitter yang ketahuan mengunggah kicauan macam begini akan dikirimi notifikasi via e-mail dan diharuskan menghapus tweet terkait atau mengajukan banding. Selagi dalam proses tersebut, tweet disembunyikan dari pandangan publik.

"Begitu kami menyimpulkan bahwa sebuah tweet melanggar peraturan Twitter, pelanggar harus menghapusnya sebelum bisa mengunggah kicauan lagi," tulis Twitter dalam panduan penggunaannya.

Untuk melacak disinformasi di jejaringnya, Twitter menerapkan "content severity triage system" dan laporan dari pengguna untuk mengidentifikasi dan menghapus kicauan menyesatkan.

Baca juga: Chatbot WhatsApp Covid-19 dari Pemerintah Sudah Bisa Diakses

Sebelumnya, seperti dihimpun KompasTekno dari TechCrunch, Sabtu (21/3/2020), Twitter mengatakan lebih banyak mengandalkan sistem otomatis dan machine learning untuk memburu tweet pelanggar, tapi hal ini menimbulkan banyak salah sasaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber TechCrunch


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com