Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Siapkan Aplikasi untuk Mendeteksi Covid-19 dari Suara Batuk

Kompas.com - 08/04/2020, 17:10 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

Sumber Futurism

KOMPAS.com - Sekelompok peneliti dari Universitas Carneige Mellon, di Pennsylvania, AS, mengembangkan aplikasi yang diklaim bisa mendeteksi apakah seseorang terinfeksi Covid-19. Deteksi tersebut dihasilkan dari analisis batuk dan suara menggunakan algoritma.

Benjamin Striner, mahasiswa master yang ikut dalam penelitian ini mengatakan algoritma  software yang dikembangkan timnya akan sangat membantu untuk melacak penyebaran virus corona, meskipun masih harus diteliti lebih lanjut.

Baca juga: Apple Luncurkan Situs dan Aplikasi untuk Cek Gejala Covid-19

Striner dan tim masih terus mengumpulkan data suara untuk meningkatkan akurasi aplikasi yang saat ini diberi nama Covid Voice Detector. Apabila telah dirilis, aplikasi ini bisa diunduh dan dipasang di smartphone atau laptop.

Tanda-tanda halus lewat suara batuk

Aplikasi ini akan berfungsi sebagai indikator untuk mengukur kemungkinan seseorang terinfeksi Covid-19. Untuk mendeteksinya, aplikasi akan meminta "pasien" untuk batuk beberapa kali, kemudian mengucapkan suara vokal dan membaca alfabet.

Setelah selesai mengikuti semua tes, aplikasi akan memunculkan skor berupa garis indikator yang akan menunjukan kemungkinan seseorang terinfeksi Covid-19 atau tidak berdasarkan perhitungan algoritma.

Menurut profesor ilmu komputer Carneige Mellon, Rita Sigh yang terlibat dalam proyek ini, suara batuk yang dikeluarkan penderita Covid-19 berbeda dari yang bukan penderita.

Baca juga: Pantau Persebaran Virus Corona Lewat Peta Online Ini

"(Virus) itu menginfeksi paru-paru dengan sangat buruk sehingga mempengaruhi pola pernapasan dan parameter alat vital lain, dan penderita memiliki tanda-tanda suara yang kuat," jelas Sigh.

Sigh diketahui telah bertahun-tahun mengembangkan algoritma yang bisa mengidentifikasi micro-signatures atau tanda-tanda halus di dalam tubuh manusia yang diyakininya bisa mengungkap keadaan psikologis, fisiologi, dan data medis seseorang.

Pengembangan aplikasi terkendala karena para peneliti mengerjakannya dari rumah masing-masing. Sebab, sebagaimana kebanyakan kampus di dunia, University of Carnegige Mellon juga ditutup karena pandemi Covid-19.

Dari rumah masing-masing, mereka mengumpulkan data suara pasien positif Covid-19 untuk melatih algoritma. Mereka juga dibantu oleh para peneliti dari negara lain untuk mengumpulkan data.

Tim tidak hanya mengumpukkan suara dari pasien positif Covid-19 tapi juga penderita virus lain. Hal itu dimaksudkan agar algoritma terlatih mendeteksi suara yang disebabkan virus berbeda. Mereka juga mencari video wawancara pasien positif Covid-19 dari situs berita.

"Kami memiliki sampel orang yang sehat, kami punya sampel orang yang mungkin saja terjangkit flu, dan juga semua rekaman batuk yang berbeda-beda, bagaimana batuk di luar sana yang kemudian bisa mengarah ke suatu titik pembeda," jelas Striner.

Baca juga: Ini Chatbot WhatsApp dari WHO untuk Akses Informasi Virus Corona

Striner mengatakan, aplikasi ini akan memberikan hasil false positive ketimbang false negative.

False positive akan menunjukan hasil yang mungkin saja positif namun bukan berarti seseorang benar-benar terinfeksi Covid-19, sehingga harus melakukan uji laboratorium.

Halaman:
Sumber Futurism


Terkini Lainnya

Arti Kata NT, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Medsos dan Game

Arti Kata NT, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Medsos dan Game

Internet
Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

e-Business
Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Gadget
WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

Internet
Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

e-Business
Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan 'Sensa HD Haptics'

Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan "Sensa HD Haptics"

Gadget
10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

Gadget
Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Gadget
Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai  'Circle to Search' Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai "Circle to Search" Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Software
Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

e-Business
Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Game
Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model Bahasa AI Kecil untuk Smartphone

Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model Bahasa AI Kecil untuk Smartphone

Software
Meta Umumkan Horizon OS, Sistem Operasi untuk Headset VR Merek Apa Pun

Meta Umumkan Horizon OS, Sistem Operasi untuk Headset VR Merek Apa Pun

Software
Tanda-tanda Smartphone iQoo Z9 dan Z9x Segera Masuk Indonesia

Tanda-tanda Smartphone iQoo Z9 dan Z9x Segera Masuk Indonesia

Gadget
Apple Gelar Acara 'Let Loose' 7 Mei, Rilis iPad Baru?

Apple Gelar Acara "Let Loose" 7 Mei, Rilis iPad Baru?

Gadget
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com