Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/04/2020, 18:02 WIB
Putri Zakia Salsabila ,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Apple disebut menjadi brand (merek) yang paling banyak "dimanfatkan" atau dicatut namanya oleh pelaku penipuan di internet (phising), sepanjang kuartal pertama 2020.

Hal itu berdasarkan laporan penelitian dari perusahaan keamanan siber, Checkpoint yang dipublikasikan di situs resminya.

Menurut riset yang dilakukan Checkpoint, tahun ini posisi Apple melonjak ke nomor satu, padahal pada kuartal IV-2019 lalu, Apple masih berada di posisi ke-tujuh.

"Para pelaku phising kini paling banyak menggunakan brand 'Apple' karena memiliki citra perusahaan yang kuat," ungkap Checkpoint melalui siaran resminya, dirangkum KompasTekno, Rabu (15/4/2020).

Baca juga: Daftar 29 Aplikasi Beauty Camera Android Bermuatan Phishing

Di sisi lain, Para peneliti Checkpoint juga mengatakan bahwa para peretas mencoba mengambil keuntungan dari rumor seputar produk baru Apple yang segera meluncur.

Selain Apple, merek-merek teknologi lainnya yang termasuk dalam daftar yang sering dipakai untuk melakukan phising adalah Netflix, Whatsapp, Yahoo, Chase, Paypal, eBay, Microsoft, Facebook dan Amazon, sebagaimana terlampir dalam diagram berikut: 

 

Tren Phising di kuartal pertama 2020/ Daftar merek keseluruhan yang paling sering dimanfaatkan para peretas untuk Phising (berdasarkan persentase)https://thenextweb.com/ Tren Phising di kuartal pertama 2020/ Daftar merek keseluruhan yang paling sering dimanfaatkan para peretas untuk Phising (berdasarkan persentase)
Phishing adalah salah satu metode serangan paling umum yang digunakan oleh penjahat cyber, dengan cara mengaku berasal dari "perusahaan asli", untuk menipu orang agar menyerahkan data atau uang mereka dengan manipulasi psikologis.

Baca juga: Terima Pesan Langganan Netflix Gratis, Hapus dan Jangan Klik Linknya

Peretas sering meniru merek-merek populer sebagai kedok untuk menipu orang, agar percaya bahwa e-mail yang dikirim benar-benar berasal dari perusahaan tersebut.

Berdasarkan mediumnya, Checkpoint menyebut web phishing menjadi yang paling menonjol dengan 59 persen serangan, diikuti oleh mobile phishing sebagai platform paling banyak diserang dengan 23 persen serangan, dan e-mail dengan 18 persen serangan.

Checkpoint mengatakan bahwa serangan cyber di awal 2020 meningkat karena banyak orang yang menghabiskan waktu mereka untuk menggunakan gadget, karena pembatasan sosial akibat wabah wabah Covid-19.

 
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com