Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rawan Diretas, Twitter Akhirnya Matikan Fitur SMS

Kompas.com - 30/04/2020, 07:30 WIB
Bill Clinten,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Meski kini umum digunakan lewat aplikasi smartphone dan desktop, Twitter yang didirikan pada 2006 mulanya mengandalkan SMS untuk mengunggah dan menerima tweet. Itu sebabnya dulu ada batasan karakter hingga 140 saja.

Selain sudah jarang dipakai, fitur SMS di Twitter juga memiliki celah keamanan. Contohnya akun milik pendiri dan CEO Twitter sendiri, Jack Dorsey, yang sempat dibajak peretas tahun lalu sehingga Twitter mematikan fitur SMS untuk sementara.

Baca juga: Akun Twitter CEO Twitter Dibajak Pakai SMS

Belakangan, Twitter akhirnya mengatakan bahwa dukungan SMS dimatikan secara sepenuhnya. Artinya, pengguna tidak bisa lagi menerima notifikasi twit pengguna lain, ataupun mengirim twit lewat fitur SMS. Alasan Twitter tak lain berkaitan dengan keamanan.

"Kami melihat ada celah keamanan di SMS, jadi kami mematikan layanan Twitter via SMS, kecuali untuk beberapa negara," kicau akun @TwitterSupport. Tak dijelaskan negara mana saja yang masih bisa menggunakan SMS untuk Twitter.

Meski tidak bisa mengirim twit atau menerima notifikasi twit via SMS, pengguna tetap bisa menggunakan SMS untuk menerima kode two-factor authentication (2FA) saat akan melakukan login.

Jutaan akun "SMS" ikut terhapus

Efek samping dari penghapusan dukungan SMS ini adalah akun-akun Twitter yang dibuat menggunakan fitur SMS ikut terhapus. Akun-akun tersebut pada masa awal Twitter memulai layanannya dulu, dan kini tidak aktif.

Baca juga: Twitter Bikin Halaman Khusus Covid-19

"Kami menghapus aneka akun yang dibuat melalui SMS karena kami tidak lagi mendukung teknologi tersebut dan akun-akun ini pun cenderung menjadi target peretasan," ujar pihak Twitter sebagaimana dikutip KompasTekno dari Independent, Kamis (30/4/2020). 

Kendati demikian, pihak Twitter tak mengungkap berapa jumlah pasti akun yang dihapus. Namun, pengamat teknologi Matt Navara mengatakan bahwa jumlahnya mencapai jutaan akun.

Menurut Navara, penghapusan akun non-aktif ini bisa menyebabkan penurunan jumlah follower antara 8 hingga 10 persen di akun dengan pengikut berjumlah besar atau di atas 1 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com