Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Samsung Sempat Tertawai Android Sebelum Diakuisisi Google

Kompas.com - 13/05/2020, 19:18 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Google mengakuisisi sistem operasi Android pada tahun 2005 lalu mahar 50 juta dollar AS (Rp 745 miliar). Beberapa tahun berselang, Android menjelma menjadi sistem operasi smartphone yang dominan di dunia.

Sebelum itu, ada sekelumit cerita menarik tentang akuisisi Android. Samsung kabarnya sempat ingin meminang Android sebelum jatuh ke tangan Google.

Hal tersebut diungkap oleh wartawan teknologi senior, Fred Vogeistein dalam bukunya, Dogfight: How Apple and Google Went to War and Started a Revolution.

Baca juga: Kisah Android, dari OS Kamera hingga Logo yang Terinspirasi Toilet

Setahun sebelum diakuisisi Google, tepatnya tahun 2004, pendiri Android, Andy Rubin bertandang ke Seoul untuk mempresentasikan Android dengan segala visinya yang ingin menguasai pasar sistem operasi mobile ke Samsung.

Dikisahkan dalam buku itu, presentasi tersebut dihadiri para petinggi Samsung. Tapi mereka agaknya kurang tertarik dan meragukan ide Rubin bersama Android buatanya.

"Mereka menertawakan saya di ruang rapat," kata Rubin saat mengingat-ingat pertemuannya dengan Samsung ketika itu, seperti dirangkum KompasTekno dari Android Authority, Selasa (12/5/2020).

Tak butuh waktu lama bagi Rubin untuk membuktikan bahwa keraguan Samsung keliru. Tahun 2005, Android resmi diakuisisi Google dan mendominasi sistem operasi mobile global hingga saat ini.

Rubin kemudian didapuk sebagai wakil presiden senior konten digital dan mobile untuk mengepalai pengembangan Android di Google.

Baca juga: 11 Fitur Baru yang Bakal Hadir di Android 11

Samsung kemudian menyadari telah melakukan kesalahan besar. Salah satu eksekutifnya buru-buru mengontak Rubin hanya sehari setelah akuisisi Android oleh Google untuk menawari "proposal yang sangat menarik".

Sayang, nasi sudah menjadi bubur. Samsung telat menanggapi Android yang dipresentasikan berminggu-minggu sebelumnya. Sistem operasi mobile terpopuler sejagat itu pun sudah menjadi milik Google.

Bisa beda cerita

Samsung mungkin menyesal telah melepas Android, tapi mungkin juga tidak. Cerita berbeda bisa terjadi jika Android akhirnya dibeli Samsung.

Kesuksesan Android tidak bisa dipungkiri merupakan kerja keras dari tim Google yang menawarkan sistem operasi ini secara open source dan gratis. Samsung bisa saja menerapkan model bisnis berbeda seandainya membeli Android.

Misalnya saja, mengekslusifkan Android untuk perangkatnya saja atau membuatnya tidak gratis, seperti yang dilakukan Google saat ini. Dua strategi ini akan membuat pengembangan Android terhambat karena sedikitnya adopsi sistem operasi di perangkat.

Baca juga: Bill Gates Menyesal Microsoft Tak Bisa seperti Android

Hal itu juga akan berdampak pada keuntungan yang didapat dari unduhan game dan aplikasi yang sedikit. Dengan begitu, produsen sistem operasi lain bisa saja mengambil peluang untuk memanfaatkan ceruk.

Microsoft dengan Windows Mobile buatannya mungkin saja masih bisa bertahan jika tidak ada dominasi Android. Demikian juga halnya dengan Symbian, sistem operasi yang melekat dengan ponsel Nokia, tak menutup kemungkinan akan berusia lebih lama.

Demikian juga Samsung, mungkin tak akan menjadi pabrikan smartphone terbesar di dunia kalau saja Android tidak dimiliki Google. Boleh jadi diambilnya Android oleh Google sebenarnya merupakan berkah buat Samsung di kemudian hari.

Baca juga: Perusahaan Ponsel Essential Besutan Bapak Android Akhirnya Tutup

Nasib Rubin sendiri selaku "Bapak Android" tak terlalu cemerlang di dunia gadget. Dia keluar dari Google pada 2014 karena terseret dugaan kasus tindakan asusila.

Rubin kemudian mendirikan pabrikan smartphone bernama Essential, tapi produknya gagal di pasaran sehingga kemudian tutup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com