Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Keluarkan Aturan Baru yang Bakal Persulit Chipset Huawei

Kompas.com - 19/05/2020, 07:24 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perang dingin antara pemerintah Amerika Serikat (AS) dan China masih berlanjut. Dua negara ini lagi-lagi menyeret Huawei ke pusaran konflik politik.

Baru-baru ini, pemerintah AS di bawah Donald Trump berupaya menghambat produksi chipset Huawei.

Departemen Perdagangan AS, pada Jumat (15/5/2020), mewajibkan semua perusahaan semikonduktor untuk memiliki izin lisensi ketika akan menjual produknya ke Huawei.

Aturan ini resmi berlaku per 15 Mei dengan tenggang selama empat bulan atau 120 hari. 

"Kebijakan ini mengutamakan Amerika, mengutamakan perusahaan Amerika, dan keamanan nasional Amerika," jelas perwakilan Departemen Perdagangan AS.

Departemen Perdagangan AS berdalih bahwa kebijakan ini dibuat agar Huawei tidak main-main dengan statusnya sebagai perusahaan "entity list".

Baca juga: 8 Fakta Penangguhan Lisensi Android Ponsel Huawei

Seperti diketahui, tahun lalu, AS memasukan Huawei ke dalam daftar hitam yang artinya tidak boleh berbisnis langsung dengan perusahaan AS.

"Ada celah teknis yang cukup tinggi di mana Huawei bisa, secara efektif, menggunakan teknologi dengan pabrikan dari luar negeri," kata Wilbur Ross, Sekertaris Perdagangan AS.

Baca juga: Ditinggal Google, Huawei Kehilangan Pendapatan Rp 196 Triliun

China tidak tinggal diam menanggapi pembatasan terhadap Huawei.

Dilaporkan Reuters yang dihimpun KompasTekno, Negara Tirai Bambu akan melakukan investigasi dan memperketat pembatasan terhadap perusahaan asal AS, seperti Apple, Cisco System, dan Qualcomm, termasuk menunda pembelian pesawat Boeing.

Perwakilan Departemen Perdagangan membantah bahwa aturan ini merupakan pemblokiran bisnis Huawei.

"Ini adalah syarat lisensi. Bukan berarti hal itu (Huawei) ditolak," jelasnya.

Aturan ini lebih dimaksudkan untuk memberikan visibilitas lebih besar bagi pemerintah AS untuk memantau pengiriman barang dari negaranya.

"Apa yang kami lakukan dengan pengajuan lisensi, kami lihat nanti. Setiap pengajuan akan dinilai berdasarkan kemampuan," imbuhnya.

Baca juga: Pemerintah AS Perpanjang Larangan Dagang dengan Huawei hingga 2021

Kabar ini langsung menghantam nilai saham beberapa perusahaan semikonduktor AS, seperti Lam Research dan KLA Corp yang nilai sahamnya masing-masing turun 6,4 persen dan 4,8 persen dalam perdagangan AS.

Pabrikan chipset asal Taiwan TSMC yang memiliki kontrak besar dengan Huawei juga terdampak aturan ini. TSMC akhirnya memutuskan untuk mematuhi aturan baru dari pemerintah AS.

Perusahaan memutuskan untuk berhenti menerima pesanan baru dari Huawei dan tetap melanjutkan pesanan lama dari perjanjian sebelumnya. Pengriman komponen TSMC ke Huawei akan berlanjut untuk sementara waktu hingga kuartal III-2020, sebagaimana diaporkan Gizmo China.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Arti Kata NT, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Medsos dan Game

Arti Kata NT, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Medsos dan Game

Internet
Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

e-Business
Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Gadget
WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

Internet
Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

e-Business
Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan 'Sensa HD Haptics'

Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan "Sensa HD Haptics"

Gadget
10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

Gadget
Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Gadget
Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai  'Circle to Search' Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai "Circle to Search" Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Software
Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

e-Business
Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Game
Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model Bahasa AI Kecil untuk Smartphone

Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model Bahasa AI Kecil untuk Smartphone

Software
Meta Umumkan Horizon OS, Sistem Operasi untuk Headset VR Merek Apa Pun

Meta Umumkan Horizon OS, Sistem Operasi untuk Headset VR Merek Apa Pun

Software
Tanda-tanda Smartphone iQoo Z9 dan Z9x Segera Masuk Indonesia

Tanda-tanda Smartphone iQoo Z9 dan Z9x Segera Masuk Indonesia

Gadget
Apple Gelar Acara 'Let Loose' 7 Mei, Rilis iPad Baru?

Apple Gelar Acara "Let Loose" 7 Mei, Rilis iPad Baru?

Gadget
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com