Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Keamanan Siber Minta KPU Lakukan Audit Keamanan Informasi

Kompas.com - 22/05/2020, 16:00 WIB
Bill Clinten,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia kembali dilanda isu kebocoran data. Kali ini diduga ada sekitar 2,3 juta data penduduk Tanah Air yang diduga bocor dan disebar di forum hacker.

Data tersebut diklaim merupakan data Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2014. Peretas memperoleh data-data itu dari situs KPU pada tahun 2013.

Adapun data DPT Pemilu 2014 yang dimiliki sang hacker disebut berbentuk file berformat PDF.

Pihak KPU pun mengatakan bahwa data yang disebar oleh peretas, merupakan data yang bersifat terbuka untuk publik. 

Peretas mengklaim bahwa ia memiliki data yang mencakup informasi nama lengkap, nomor kartu keluarga, Nomor Induk Kependudukan (NIK), hingga tempat dan tanggal lahir.

Menanggapi hal tersebut, Ketua lembaga riset siber Indonesia (CISSReC), Pratama Persadha mengatakan bahwa kasus dugaan kebocoran data ini merupakan hal yang perlu diperhatikan. 

Meski data yang bocor adalah data yang bersifat publik, Pratama berpendapat bahwa KPU perlu melindungi data penduduk dengan sistem enkripsi agar keamanannya terjamin.

Ia juga mengimbau KPU untuk melakukan audit keamanan informasi atau audit digital forensic ke sistem IT untuk menjawab isu kebocoran data ini, sekaligus menemukan dan menambal celah kebocoran sistem.

Terlebih, jika data KK dan NIK yang bisa diakses tadi dikombinasikan dengan data lainnya, maka oknum yang tidak bertanggung jawab bisa memanfaatkannya untuk beragam hal yang tidak diinginkan.

Baca juga: Hacker Klaim Miliki Data 200 Juta Warga Indonesia dari Situs KPU

"Nomor KTP dan KK bisa digunakan untuk mendaftarkan nomor seluler dan juga melakukan pinjaman online, bila pelaku mahir melengkapi data,” jelas Pratama kepada KompasTekno, Jumat (22/5/2020).

Ia juga mengatakan, meskipun data yang terbuka bukan informasi rahasia, tetapi perlu dilindungi dengan sistem enkripsi. Sehingga tidak dimanfaatkan oleh sembarangan orang. 

“Misalnya, (seseorang bisa) mengkombinasikan data telepon dari marketplace dengan data KTP dan KK, jelas ini sangat berbahaya,” imbuhnya.

Pratama melanjutkan bahwa peristiwa ini bisa menjadi peringatan bagi lembaga terkait agar bisa mengamankan data kependudukan.

Sebagai informasi, isu kebocoran data dari situs KPU ini pertama kali terungkap oleh akun Twitter @underthebreach pada Kamis (21/5/2020). Diketahui, akun tersebut juga membeberkan informasi terjadinya kebocoran data di Tokopedia beberapa waktu lalu.

Dari bukti tangkapan layar di forum hacker, sang peretas mengklaim memiliki 2,3 juta data kependudukan.

Data itu mencakup informasi sensitif, seperti seperti nama lengkap, nomor Kartu Keluarga (KK), Nomor Induk Kependudukan (NIK), tempat dan tanggal lahir, alamat rumah, serta beberapa data pribadi lainnya.

Baca juga: Data Diduga Bocor, KPU Sebut Informasi yang Disebar Hacker Bersifat Terbuka

Ia lanjut sesumbar masih memiliki 200 juta data warga Indonesia yang bakal dibocorkan di forum tersebut.

"Sangat berguna bagi mereka yang ingin punya banyak nomor telepon di Indonesia (kamu butuh identitas NIK dan KK untuk mendaftar)," tulis hacker tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kacamata Pintar Meta 'Ray-Ban' Sudah Bisa Dipakai Video Call WhatsApp

Kacamata Pintar Meta "Ray-Ban" Sudah Bisa Dipakai Video Call WhatsApp

Gadget
Tanggal Rilis Game terbaru Hoyoverse Bocor di App Store

Tanggal Rilis Game terbaru Hoyoverse Bocor di App Store

Game
Revisi UU Penyiaran, KPI Bisa Awasi Konten Netflix dan Layanan Sejenis

Revisi UU Penyiaran, KPI Bisa Awasi Konten Netflix dan Layanan Sejenis

e-Business
Revisi UU Penyiaran Digodok, Platform Digital Akan Diawasi KPI

Revisi UU Penyiaran Digodok, Platform Digital Akan Diawasi KPI

Internet
Arti Kata NT, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Medsos dan Game

Arti Kata NT, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Medsos dan Game

Internet
Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

e-Business
Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Gadget
WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

Internet
Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

e-Business
Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan 'Sensa HD Haptics'

Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan "Sensa HD Haptics"

Gadget
10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

Gadget
Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Gadget
Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai  'Circle to Search' Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai "Circle to Search" Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Software
Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

e-Business
Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Game
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com