Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Honor Mulai Ganti Chipset Kirin dengan MediaTek

Kompas.com - 27/05/2020, 10:16 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Sumber Slashgear

KOMPAS.com - Honor masih sulit dilepaskan dari bayang-bayang induk perusahaannya, Huawei. Sekalipun vendor asal China itu berkukuh bahwa mereka adalah merek independen.

Sebab, DNA Huawei masih melekat di perangkat Honor. Banyak komponen di smartphone Huawei yang juga terpasang di perangkat Honor, termasuk prosesor.

Mulanya, Honor dan Huawei mengandalkan system on chip buatan Qualcommm. Lambat laun, mereka menggunakan SoC buatan Huawei, yakni HiSilicon Kirin atau biasa disebut Kirin untuk smartphone kelas menengah dan atas.

Namun, sebagai sub-brand, Honor tampaknya secara perlahan mengalihkan penggunaan prosesor pada perangkat buatannya dari Kirin ke MediaTek.

Dirangkum KompasTekno, dari Slash Gear Selasa (26/5/2020), kuat dugaan kebijakan merupakan buntut atas perseteruan antara Huawei dengan pemerintah Amerika Serikat.

Honor sendiri melirik SoC buatan MediaTek, khususnya chipset dengan koneksivitas 5G.

Hal ini tentu menjadi kabar baik bagi Mediatek yang juga tengah agresif memasarkan SoC dengan koneksivitas 5G buatannya.

Baca juga: Huawei Sebut Aturan Dagang AS Semena-mena dan Jahat

 

Langkah ini juga diikuti pula oleh Huawei yang untuk pertama kalinya akan mengadopsi SoC buatan Mediatek melalui seri Huawei Enjoy Z yang barus aja dirilis.

Ponsel tersebut ditenagai chipset MediaTek Dimensity 800 octa-core yang dipadu dengan RAM 8 GB dan internal 128 GB.

Perubahan strategi ini kemungkinan juga untuk mengantisipasi aturan baru pemerintah Amerika Serikat terhadap Huawei.

Sebagai informasi, Huawei masuk dalam daftar bernama entity-list milik pemerintah AS.

Seluruh perusahaan yang masuk dalam daftar ini dilarang membeli komponen dalam bentuk apapun dari perusahaan AS tanpa persetujuan pemerintah AS.

Baru-baru ini, pemerintah AS di bawah Donald Trump berupaya menghambat produksi chipset Huawei.

Departemen Perdagangan AS, pada Jumat (15/5/2020), mewajibkan semua perusahaan semikonduktor untuk memiliki izin lisensi ketika akan menjual produknya ke Huawei.

Aturan ini resmi berlaku per 15 Mei dengan tenggang selama empat bulan atau 120 hari.

"Kebijakan ini mengutamakan Amerika, mengutamakan perusahaan Amerika, dan keamanan nasional Amerika," jelas perwakilan Departemen Perdagangan AS.

Baca juga: AS Keluarkan Aturan Baru yang Bakal Persulit Chipset Huawei

Departemen Perdagangan AS berdalih bahwa kebijakan ini dibuat agar Huawei tidak main-main dengan statusnya sebagai perusahaan "entity list".

Kebijakan ini merupakan dampak perang dagang AS-China yang saat ini kembali menghangat.

 

Menarik untuk dilihat apakah strategi Honor dan Huawei ini bisa menyelamatkan pangsa pasar mereka atau tidak.

Huawei, sejauh ini masih menempati tiga besar vendor smartphone global, menurut laporan firma riset IDC. Huawei menduduki posisi kedua, di atas Apple yang menempati urutan ketiga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Slashgear


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com