Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/06/2020, 06:48 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Sumber CNET

KOMPAS.com - Kicauan Presiden AS, Donald Trump lagi-lagi menuai kontroversi. Kali ini, dampak kicauan di Twitter turut memicu amarah pegawai perusahaan sebelah, Facebook.

Pegawai Facebook ramai-ramai "mogok kerja" karena "iri" dengan sikap politik Twitter terhadap salah satu kicauan Trump yang dianggap mengglorifikasikan kekerasan.

Kicauan yang dimaksud sebenarnya berisi dukungan Trump terhadap Gubernur Minnesota, Tim Waltz.

Namun ada salah satu kalimat yang berbunyi "penjarahan dimulai, penembakan dimulai". Unggahan itu dipajang Trump baik di Twitter maupun Facebook resminya.

Namun, Twitter memutuskan untuk menyembunyikan twit kontroversial tersebut, sementara Facebook tidak melakukan tindakan apapun atas kicauan yang sama.


Menurut Facebook, unggahan Trump tidak melanggar pedoman kebijakan jejaring sosial itu.

Unggahan dianggap tidak memiliki risiko membahayakan. Malahan, Facebook mempersilakan diskusi tentang unggahan Trump.

Baca juga: Kicauan Donald Trump Soal Kekerasan di Minneapolis Disembunyikan Twitter

Bebeda dengan Twitter, Facebook juga tidak memiliki fitur untuk menyembunyikan postingan yang dianggap berbahaya. Pegawai Facebook yang geram dengan sikap perusahaan melakukan aksi mogok kerja secara virtual.

Mereka mengajukan cuti dengan alasan mendukung aksi protes terhadap kematian George Flyod yang menjadi topik twit konroversial Trump. Protes mereka dilancarkan di platform pesaing Facebook, Twitter.

Beberapa pegawai memamerkan pengajuan cuti mereka di akun Twitter pribadi mereka. Secara simbolik, ada beberapa pegawai yang mengubah foto profil menjadi warna hitam dan mengganti nama pengguna dengan tagar #BLACKLIVESMATTER.

Seperti yang dilakukan product manager Facebook, Katie Zhu, melalui akun Twitter pribadinya @ktzhu. Dalam twitnya, Zhu mengungkapkan kekecewaannya terhadap Facebook.


Hal senada juga dilakukan product designer Facebook Messenger, Trevor Phillippi. "Keputusan Facebook yang tidak bertindak terhadap postingan yang mengarah pada kekerasan orang kulit hitam, gagal membuat komunitas kami aman," kicau Phillippi.

Ryan Freitas, product design Facebook feed juga memprotes hal yang sama. Ia menyebut sikap Zuckerberg salah dan berusahan sekuat tenaga untuk bersuara lantang dan mengubah pikiran Zuckerberg.

Baca juga: Perselisihan Trump Vs Twitter, Konflik Digital yang Mengancam Platform Lain

Dirangkum KompasTekno dari Cnet, Rabu (3/2/2020), beberapa pegawai Facebook kabarnya mengubah foto profil di platform kerja internal mereka. Mereka mengubah logo Facebook dengan logo Twitter.

Tim keamanan Facebook memang mengimbau pegawai untuk tidak mengenakan atribut Facebook dalam aksi protes agar tidak menarik perhatian.

Facebook mengatakan bahwa pegawainya tidak harus mengajukan cuti untuk menyuarakan pendapat.

"Kami memahami kekecewaan para masyarakat saat ini, terutama komunitas kulit hitam. Kami mengimbau pegawai untuk bersuara secara terbuka ketika tidak sepakat dengan kepemimpinan," kata perwakilan Facebook.

"Saat kami menghadapi keputusan sulit tentang konten, kami akan melihat respons jujur mereka," jelas perwakilan Facebook.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber CNET


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com