Ketua kampanye Trump, Brad Parscale menanggapi sikap Snapchat ini. Ia mengatakan bahwa Spiegel mencoba untuk mencurangi pemilu 2020.
Ia menuding Spiegel memanfaatkan perusahaannya untuk memenangkan pesaing Trump di pilpres AS, Joe Biden.
"CEO Snapchat Evan Spiegel yang radikal akan lebih mempromosikan video kekerasan ekstrimis kiri dan menghasut penggunanya menghancurkan Amerika dibanding membagikan kata-kata positif tentang kesatuan, keadilan, hukum dan ketertiban dari presiden kami," kata Parscale.
Baca juga: Donald Trump Sebut Pendiri Facebook Akan Jadi Calon Presiden AS
Joe Biden pun tidak mau kelewatan mengambil celah atas keputusan Snapchat. Tidak lama setelah Snapchat mengumumkan kebijakannya, ia mengunggah kiriman di platform tersebut.
"Saya hanya ingin mengatakan, saya bangga bisa mencalonkan diri sebagai presiden dan tetap ada di Snapchat," katanya dalam video tersebut.
Sebelumnya, Twitter juga mengambil sikap dengan menyembunyikan beberapa twit Trump yang dianggap mengandung kekerasan.
Sementara Facebook memilih diam dan membiarkan unggahan Trump di platform-nya, meskipun sikap tersebut mendapat tentangan dari para pegawai Facebook.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.