Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Ingin Lacak Pasien Corona dengan GPS, Bagaimana Privasinya?

Kompas.com - 05/06/2020, 16:02 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Selandia Baru membuat terobosan agak berbeda dengan Korea Selatan. Alih-alih membuat aplikasi pelacak Covid-19 saat kasus memuncak, negara ini malah baru membuat aplikasi berbasis GPS saat kasus melandai.

Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern menyebut aplikasi pelacak tersebut sebagai "digital diary". Aplikasi itu mencatat perjalanan pribadi penggunanya sambil memastikan data yang tersimpan aman.

"Sambil berjaga-jaga jika pada kemudian hari Anda terjangkit Covid-19, Anda punya referensi untuk menceritakan ke mana saja Anda pergi dalam periode tertentu," kata Ardern, seperti dikutip Antara dari dari Reuters (18/5/2020).

Melansir Newsroom, aplikasi ini akan membantu pengguna ketika mereka keluar dari tempat keramaian, seperti restoran atau kafe, sambil menyimpan data pergerakan mereka. Ardern mengatakan data pengguna tidak akan dibagikan ke pihak manapun.

Baca juga: Begini Cara Kerja Sistem Pelacak Virus Corona Buatan Apple dan Google

"Itu untuk Anda, itu perangkat Anda, dan itu data serta informasi Anda," kata Ardern.

Berbeda dengan Indonesia atau Korea Selatan, Selandia Baru sempat menerapkan lockdown atau karantina wilayah selama hampir lima pekan. Namun saat ini, Selandia Baru telah melonggarkan pembatasan sosial sejak tidak ada kasus baru Covid-19 yang terkonfirmasi.

Indonesia punya "PeduliLindungi"

Akan tetapi, GPS bukan satu-satunya teknologi yang digunakan untuk melacak pergerakan warga demi membendung penularan Covid-19. Sebagian negara lebih memilih menggunakan aplikasi berbasis bluetooth.

Salah satunya Indonesia yang sudah memiliki aplikasi bernama PeduliLindungi. Aplikasi ini kurang lebih sama dengan yang dikembangkan pemerintah Singapura, bernama TraceTogether.

PeduliLindungi akan mengumpulkan data yang diperlukan dari ponsel pengguna sambil mengaktifkan koneksi bluetooth.

Baca juga: Kominfo Ganti Nama Aplikasi Pelacak Pasien Covid-19 di Indonesia

Ketika ada ponsel lain dalam jangkauan bluetooth yang juga terdaftar dalam aplikasi PeduliLindungi, akan ada pertukaran informasi yang direkam oleh masing-masing perangkat.

Lalu, aplikasi akan mengidentifikasi orang-orang yang pernah berada dalam jarak dekat, dengan orang yang dinyatakan positif Covid-19 atau berstatus PDP dan ODP.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G. Plate mengatakan data pengguna aplikasi PeduliLindungi aman. Seluruh data akan dihapus apabila pandemi Covid-19 berakhir.

"Telah menugaskan dan mewajibkan semua pihak yang mengelola aplikasi ini untuk melakukan pembersihan seluruh data nanti pada saat keadaan darurat kesehatan berakhir," jelas Johnny dalam sebuah konferensi pers di Graha BNPB, Sabtu (18/4/2020).

GPS berpotensi langgar privasi

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com