Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isu Rasial di Balik Teknologi Pengenal Wajah

Kompas.com - 14/06/2020, 16:27 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - "Hai kamera, ini muka saya. Bisa melihatnya?" tanya Joy Buolamwini, ilmuwan komputer berdarah Ghana-Amerika di depan kamera facial recognition atau pengenal wajah.

Buolamwini yang memiliki kulit hitam karena keturunan Ghana yang dimilikinya, tak bisa dikenali oleh kamera.

"Kamu (kamera) bisa melihat wajahnya?" tanya Buolamwini lagi, saat rekan kulit putihnya ganti melihat ke arah kamera pengenal wajah. Kamera kini berhasil mengidentifikasi.

"Kalau wajahku?", coba Buolamwini lagi dengan memperlihatkan wajahnya tampa kacamata atau aksesoris lainnya. Kamera pengenal wajah tetap gagal mendeteksi wajahnya.

Wajah Buolamwini baru bisa dikenali kamera pengenal wajah, saat ia mengenakan topeng bewarna putih.

Itu adalah sepenggal gambaran presentasi Buolamwini di acara Ted Talk berjudul "How I'm Fighting Bias in Algorithms" saat mengupas bagaimana algoritma teknologi facial recognition sangat bias terhadap ras.

Baca juga: Buntut Kasus George Floyd, IBM Setop Teknologi Pengenal Wajah

Video itu tayang sejak Maret 2017 silam, jauh sebelum aksi protes rasial bergema di beberapa negara Amerika dan negara Eropa lain beberapa pekan terakhir.

Aksi protes itu merupakan respons atas kematian George Floyd, pria kulit hitam yang meregang nyawa, saat oknum polisi kulit putih Minneapolis menindih lehernya dengan dengkul.

"Saya tidak bisa bernafas," ucap Floyd, di detik-detik terakhir kematiannya.

Video kekerasan oknum polisi itupun viral dan membuat amuk warganet, dan merembet ke aksi protes di dunia nyata. Slogan "Black lives matter" pun bergaung di mana pun.

Jadi perhatian perusahaan teknologi

Isu rasial ini ternyata menjadi perhatian perusahaan Silicon Valley. Tidak hanya sekadar mengecam, mereka pun sampai melakukan langkah bisnis yang bisa dibilang berani.

Salah satunya melarang penggunaan teknologi facial recognition buatan mereka, yang sudah lama disinyalir bias ras tertentu. Dimulai dari IBM yang langsung mengumumkan bahwa mereka berhenti dari bisnis facial recognition.

Arvind Krishna, CEO IBM beralasan teknologi itu bisa digunakan untuk menargetkan kaum minoritas, atau melanggar HAM. Tak berapa lama setelah pengumuman IBM, Amazon ikut melakukan langkah serupa, tapi lebih lunak.

Perusahaan teknologi milik Jeff Bezos itu melarang kepolisian AS menggunakan Rekognition, teknologi pengenal wajah buatannya. Tapi pihak lain - non kepolisian - masih boleh menggunakannya.

Baca juga: Teknologi Pengenal Wajah untuk Sapi Mulai Diperkenalkan

Halaman:


Terkini Lainnya

Arti Kata NT, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Medsos dan Game

Arti Kata NT, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Medsos dan Game

Internet
Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

e-Business
Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Gadget
WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

Internet
Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

e-Business
Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan 'Sensa HD Haptics'

Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan "Sensa HD Haptics"

Gadget
10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

Gadget
Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Gadget
Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai  'Circle to Search' Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai "Circle to Search" Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Software
Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

e-Business
Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Game
Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model Bahasa AI Kecil untuk Smartphone

Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model Bahasa AI Kecil untuk Smartphone

Software
Meta Umumkan Horizon OS, Sistem Operasi untuk Headset VR Merek Apa Pun

Meta Umumkan Horizon OS, Sistem Operasi untuk Headset VR Merek Apa Pun

Software
Tanda-tanda Smartphone iQoo Z9 dan Z9x Segera Masuk Indonesia

Tanda-tanda Smartphone iQoo Z9 dan Z9x Segera Masuk Indonesia

Gadget
Apple Gelar Acara 'Let Loose' 7 Mei, Rilis iPad Baru?

Apple Gelar Acara "Let Loose" 7 Mei, Rilis iPad Baru?

Gadget
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com