KOMPAS.com - Setelah hampir 20 tahun berkecimpung di dunia teknologi skuter listrik, Segway mengumumkan akan menutup pabriknya di wilayah Bedford, New Hampshire, AS, pada 15 Juli mendatang.
Penutupan pabrik itu kemudian diikuti dengan pemutusan hubungan kerja ( PHK) terhadap 21 karyawan Segway.
Sementara dalam waktu dekat, pabrik tersebut dilaporkan akan tetap beroperasi dan ditangani oleh 12 karyawan, khusus untuk mengerjakan perbaikan unit skuter Segway yang telah terjual.
Lima karyawan yang bekerja pada departemen penelitian skuter Segway dilaporkan akan tetap aktif bekerja.
Baca juga: Xiaomi Akuisisi Pembuat Moda Unik Segway
Segway sendiri merupakan sebuah kendaraan listrik beroda dua, dengan bodi bongsor mirip skuter, yang mampu menyeimbangkan pengguna dengan otomatis. Segway banyak digunakan di fasilitas umum seperti mal, bandara, atau ajang pameran.
Awet atau desain yang "itu-itu" saja?
Presiden Segway, Judy Cai mengatakan, penutupan pabrik disebabkan oleh bisnisnya yang tidak mengalami kemajuan dalam beberapa tahun terakhir.
"Kami mencoba menganalisis, mengapa penjualan tidak naik secara signifikan? Dengan berat saya mengatakan, hal itu karena kualitas skuter Segway yang kokoh dan tahan lama," ungkap Judy dikutip KompasTekno dari Fast Company, Rabu (24/6/2020).
Menurut Judy, setelah 12 tahun digunakan, mesin skuter Segway diklaim masih mampu digunakan dengan baik.
Akibatnya, pengguna jarang melakukan perbaikan dan enggan untuk membeli produk skuter Segway baru. Hal ini berujung pada turunnya penjualan unit skuter Segway.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.