Clegg mengatakan, pengguna Facebook dan Instagram mengirimkan miliaran unggahan setiap harinya. Membasmi ujaran kebencian pun ibarat mencari jarum dalam tumpukan sekam.
Padahal, kata Clegg, Facebook telah berinvestasi miliaran dollar setiap tahun untuk mengembangkan teknologi dan merekrut pegawai untuk menjaga platform dari penyebaran konten negatif.
"Kami tambah jumlah orang-orang yang bekerja di area keselamatan dan keamanan hingga lebih dari 35,000 orang. Kami adalah pelopor dalam teknologi kecerdasan buatan untuk menghapus konten yang penuh kebencian dalam skala besar," jelas Clegg.
Clegg sesumbar bahwa, menurut laporan komisi Eropa baru-baru ini, Facebook memproses 95,7 persen laporan ujaran kebencian dalam waktu kurng dari 24 jam, lebih cepat dari YouTube dan Twitter.
Pada bulan Juni 2020, Facebook mengklaim telah menemukan 90 persen ujaran kebencian dan telah menghapusnya lebih dulu sebelum ada laporan pengguna.
Baca juga: Iklan Politik di Facebook Akan Bisa Dimatikan
Pada kuartal pertama 2020, Facebook mengambil tindakan terhadap 9,6 juta konten, naik 5,7 juta dari kuartal sebelumnya. Sebanyak 99 persen konten ISIS dan Al Qaeda, diklaim telah dihapus sebelum ada pengguna melaporkannya.
"Kami mungkin tidak pernah dapat menghapus kebencian seluruhnya dari Facebook, tetapi kami berkembang semakin baik untuk mencegah kebencian itu terjadi setiap waktu," pungkas Clegg.