Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singapura Bagikan Gadget Pelacak Covid-19 Alternatif Smartphone

Kompas.com - 03/07/2020, 11:25 WIB
Reska K. Nistanto

Editor

Sumber BBC

KOMPAS.com - Singapura mulai membagikan perangkat pelacak kontak (contact tracing) berkemampuan Bluetooth, sebagai salah-satu langkah menghambat penyebaran virus corona.

Gadget yang disebut TraceTogether itu merupakan alternatif dari aplikasi pelacak kontak dengan nama yang sama, yang disediakan pemerintah Singapura.

Alat ini ditujukan bagi warga Singapura yang tidak memiliki smartphone, atau memilih tidak menggunakan aplikasi TraceTogether di smartphone mereka.

Namun, pembagian gadget ini disambut sebagian kalangan yang khawatir dengan privasi mereka.

Baca juga: Aplikasi TraceTogether Akan Diinstal di Ponsel Pasien Positif Covid-19 di Indonesia

Pada pembagian gelombang pertama, perangkat ini didistribusikan kepada warga lanjut usia yang rentan, dan tidak memiliki dukungan keluarga atau memiliki masalah mobilitas.

Gadget tersebut berbentuk token yang memiliki kode QR, dan tidak perlu dicas karena memiliki baterai dengan daya tahan hingga sembilan bulan.

Alat ini menggunakan sinyal Bluetooth yang disandingkan dengan perangkat token TraceTogether lain atau ponsel cerdas yang dibawa orang di sekitarnya.

Pengguna akan diberi tahu oleh petugas pelacakan kontak, jika mereka berada di dekat seseorang yang terinfeksi virus corona.

Jika mereka kemudian terkonfirmasi terpapar Covid-19, data yang bersangkutan akan diunduh dari perangkat miliknya.

Cara penggunaan gadget/token TraceTogether pengganti smartphone.Mothership.sg Cara penggunaan gadget/token TraceTogether pengganti smartphone.
Isu privasi

Otoritas Singapura menepis kekhawatiran yang timbul terkait privasi pengguna alat itu. Mereka beralasan alat itu tidak dirancang untuk menandai gerakan masyarakat.

Pemerintah Singapura mengatakan data yang dikumpulkan oleh perangkat itu akan dienkripsi dan disimpan dalam token selama maksimal 25 hari.

Pihak berwenang negara itu juga mengatakan data tidak dapat diakses dari jarak jauh, karena token tersebut tidak memiliki akses internet atau seluler.

Baca juga: Seminggu, Aplikasi Peduli-Lindungi Diunduh 82.000 Kali dari Gojek

Fitur lain yang disoroti pemerintah Singapura adalah, bahwa token itu tidak memiliki konektivitas Global Positioning System (GPS).

Pemerintah Singapura mengatakan sejak TraceTogether diluncurkan pada Maret lalu, aplikasi telepon pintar itu telah diunduh sekitar 2,1 juta orang. Indonesia sendiri memiliki aplikasi serupa, yang diberi nama Peduli Lindungi.

Otoritas Negara Singa mengatakan mereka perlu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program TraceTogether secara signifikan, karena Singapura telah mulai membuka kembali aktivitas ekonominya.

Baca juga: Kominfo Ganti Nama Aplikasi Pelacak Pasien Covid-19 di Indonesia

Awal bulan ini, pemerintah Singapura mulai melonggarkan pembatasan sosial yang disebut Circuit Breaker, termasuk membuka kembali toko-toko ritel dan makanan yang diizinkan di gerai makanan dan minuman.

Pada Minggu (28/06) lalu, pihak berwenang Singapura melaporkan ada 213 kasus infeksi baru di Singapura. Tambahan kasus baru ini membuat jumlah total kasus Covid-19 di Singapura menjadi 43.459 kasus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com