Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejahatan Marak di Indonesia, Kamera CCTV Bisa Apa?

Kompas.com - 04/07/2020, 08:08 WIB
Conney Stephanie,
Oik Yusuf

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Angka kejahatan di Indonesia belakangan mengalami kenaikan. Pada pertengahan Juni lalu atau pekan ke-24 tahun 2020 di Indonesia, misalnya, Kepolisian RI mencatat peningkatan gangguan kamtibmas sebesar 38,45 persen dibanding pekan sebelumnya.

Pada pekan tersebut, angka kejadian pencurian kendaraan bermotor bahkan meningkat 98,25 persen.

Sebagian kasus kejahatan ada yang terungkap dan pelakunya ditangkap berkat kamera sekuriti, seperti Closed Circuit Television (CCTV), yang merekam kejadian.

Selain membantu pihak berwajib dalam memburu pelaku kejahatan, CCTV juga dapat mencegah terjadinya tindak kriminalitas dengan berfungsi sebagai deterrent.

Baca juga: Dianggap Melanggar HAM, Perusahaan CCTV China Diblokir AS

Menurut keterangan di laman Center for Problem-Oriented Policing, Arizona State University, Amerika Serikat, CCTV mencegah kejahatan bukan dengan membatasi akses secara fisik, melainkan dengan membuat calon pelaku urung berbuat jahat lantaran takut tertangkap.

"Dengan kata lain, CCTV meningkatkan risiko tertangkap. Faktor ini, apabila pelaku berpikir dengan rasional, akan mengurangi motivasinya untuk berbuat kejahatan," tulis laman Center for Problem-Oriented Policing.

Baca juga: Kelompok Wetonan Incar Toko-toko yang Tak Punya CCTV untuk Dirampok

Ditambahkan bahwa untuk menimbulkan efek deterrent itu, harus ada dua kondisi yang dipenuhi. Pertama, calon pelaku harus menyadari keberadaaan kamera. Lalu kedua, dia menganggap kamera meningkatkan risiko tertangkap sehingga menghilangkan niatnya.

Sebuah dokumen dari National Police Library, Inggris mengatakan bahwa CCTV bisa lebih efektif apabila ditujukan untuk mencegah jenis kejahatan yang spesifik, misalnya terkait kriminalitas terkait kendaraan apabila ditempatkan di tempat parkir.

Resolusi tinggi efektif membuktikan

Pakar forensik digital Ruby Alamsyah mengatakan fungsi utama CCTV adalah sebagai surveillance system atau sistem pemantauan keamanan, yang bermanfaat untuk mencegah tindak kejahatan sekaligus sebagai alat pembuktian kejadian.

Menurut Ruby, pemasangan CCTV di lingkungan rumah dapat berguna sebagai sarana pencegahan dan pembuktian kejahatan. Hanya saja, supaya efektif, dia menekankan bahwa CCTV harus bisa menjangkau keseluruhan area penting dan memiliki resolusi tinggi.

"Kalau kamera CCTV yang digunakan beresolusi rendah, fungsi yang optimal hanya satu, yakni sebagai pencegahan. Bila CCTV terlihat oleh pelaku kriminal, mereka membatalkan niatnya," ujar Ruby kepada KompasTekno, Jumat (3/7/2020).

Kalau resolusinya terlalu rendah, lanjut Ruby, fungsi pembuktian dari CCTV tidak akan efektif karena hasil rekamannya tidak terlihat jelas.

Baca juga: Di Smart City, Kamera CCTV Bukan Cuma untuk Rekam Video

Untungnya, sekarang sudah banyak tersedia kamera sekuriti, khususnya dari jenis IP camera, yang mampu merekam gambar dalam resolusi tinggi, bahkan hingga Full HD (1080p) dan 4K.

Meskipun, semakin tinggi resolusinya, biasanya harganya semakin mahal dan semakin tinggi pula kebutuhan ruang penyimpanan atau bandwidht internet untuk rekaman gambarnya.

IP (internet protocol) camera sendiri adalah kamera sekuriti yang memiliki fungsi serupa CCTV, tapi tidak perlu tersambung ke Digital Video Recorder (DVR) karena memiliki penyimpanan lokal sendiri dan bisa mengirim gambar ke pengguna lewat jaringan internet.

Sebagian IP camera juga dibekali dengan aneka fasilitas yang dapat mempermudah pemiliknya dalam melakukan pengawasan, misalnya sensor gerak dan push notification untuk memberikan peringatan langsung ke ponsel, di manapun pengguna berada.

Baca juga: Awas, Kamera CCTV Bisa Dibajak Hacker

Kekurangannya, seperti juga perangkat lain yang terhubung ke internet, IP camera bisa saja diretas dan dikendalikan oleh hacker. Pengguna pun perlu menerapkan perlindungan seperti menggunakan standar sekuriti WPA2 untuk jaringan rumah dan rutin memperbarui firmware.

Selain menggunakan kamera dedicated, ponsel Android dan iPhone bekas juga bisa disulap menjadi kamera sekuriti dengan menggunakan aplikasi, lengkap dengan fungsi pemantauan melalui website.

Baca juga: Ponsel Android dan iPhone Bekas Bisa Dijadikan CCTV, Begini Caranya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

Gadget
Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat 'Ngetwit'

Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat "Ngetwit"

Software
Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

e-Business
8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

e-Business
Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Internet
Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Software
HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang 'Membosankan'

HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang "Membosankan"

Gadget
7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

Gadget
Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Gadget
Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

e-Business
Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Internet
CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

e-Business
'Fanboy' Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

"Fanboy" Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

e-Business
WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

Software
Steam Gelar 'FPS Fest', Diskon Game Tembak-menembak 95 Persen

Steam Gelar "FPS Fest", Diskon Game Tembak-menembak 95 Persen

Game
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com