Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Twitter Mau Keluarkan Tombol Edit, Syaratnya "Berat" untuk Amerika Serikat

Kompas.com - 04/07/2020, 12:22 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Twitter cukup rajin merilis beberapa fitur baru belakangan. Namun fitur tombol edit yang sudah lama diminta oleh pengguna Twitter, tak kunjung disediakan hingga saat ini.

CEO Twitter, Jack Dorsey pernah berujar bahwa timnya sedang mempertimbangkan tombol edit. Harapan warganet Twitter pun menjadi-jadi setelah akun resmi Twitter menulis akan menghadirkan tombol edit dengan satu syarat.

"Anda bisa memiliki tombol edit ketika semua orang mengenakan masker," kicau akun resmi Twitter.

Hingga berita ini ditulis, twit ini telah disukai (like) 2,7 juta orang dan di-retweet lebih dari 739.000 kali.

"Seperti yang dikicaukan akun Twitter Comms, semua artinya semua orang. Tidak ada lagi yang ditambahkan selain ini," kata perwakilan Twitter, dirangkum KompasTekno dari CNN, Sabtu (4/7/2020).

Mungkinkah akan terwujud atau hanya sekadar gurauan? Belum diketahui pasti apa tujuan twit tersebut.

Beberapa warganet ada yang meyakini bahwa tombol edit Twitter sudah di depan mata. Ada pula yang menyambut positif bahwa secara tidak langsung, Twitter ikut mensosialisasikan penggunaan masker yang sedang digencarkan hampir di semua negara.

Baca juga: Twitter Paksa Pengguna Baca Artikel sebelum Retweet Link Berita

Namun ada pula yang menilai twit Twitter adalah sindiran bernuansa politik. Perkara mengenakan atau tidak mengenakan masker menjadi perdebatan di Amerika Serikat saat ini.

Hal ini didasarkan pada sekolompok masyarakat AS - yang mengaku pendukung Donald Trump - menolak mengenakan masker. Sebagai informasi, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menjadi sorotan publik karena jarang terlihat mengenakan masker.

Trump sejatinya mengimbau warganya mengenakan masker kain atau syal sebagai pengganti masker bedah dan N95 yang harus diserahkan ke petugas medis.

Namun itu hanya anjuran, bukan diwajibkan. Bahkan, politisi Partai Republik itu sempat mengatakan enggan mengenakan masker.

"Saya kira saya tidak akan melakukannya. Mengenakan benda itu (masker) hanya akan merendahkan presiden, perdana menteri, diktator, raja, ratu," kata Trump, dihimpun dari BBC.

Trump juga sempat berujar bahwa mengenakan masker merupakan sikap politik untuk melawan dirinya. Pada kesempatan lain, Trump mengaku mengenakan masker di belakang kamera, namun enggan melakukannya di hadapan media.

"Saya tidak mau memberi hiburan di depan media dengan mengenakannya," kata Trump.

Namun, ada pula kelompok masyarakat di AS lainnya yang menolak mengenakan masker karena mempercayai teori konspirasi tentang virus corona. Kelompok tersebut menyuarakan tagar #IgniteFreedom dan mengampanyekan tantangan "Burn Your Mask Challenge" (bakar masker Anda).

Menurut mereka, aturan mengenakan masker melanggar kebebasan dan merenggut hak asasi manusia untuk bernafas.

Terlepas dari isu politik yang mengitarinya, secara teknis, tombol edit seharusnya mudah dibubuhkan Twitter. Sebab, platform lain, seperti Facebook dan Instagram sudah lama memilikinya.

Namun Dorsey, yang dikenal cukup idealis, punya alasan sendiri mengapa tak kunjung menghadirkannya. Dorsey tidak ingin tombol "edit" disalahgunakan untuk mengedit kicauan di masa lampau dan menghilangkan jejak pernyataan yang kontroversial.

Baca juga: Pengguna Twitter Bisa Ngetwit Pakai Suara


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com