Di NVR terdapat program software yang merekam video, mengubahnya menjadi format digital, lalu menyimpannya ke dalam perangkat penyimpanan, seperti hard disk.
Baca juga: Ponsel Android dan iPhone Bekas Bisa Dijadikan CCTV, Begini Caranya
Berbeda dengan CCTV analog yang hanya bisa ditampilkan ke monitor yang berbasis sinyal analog pula, IP camera bisa diakses melalui perangkat yang tersambung ke internet seperti smartphone atau laptop.
Rekaman video bisa diakses dengan mengunduh software khusus. Resolusi gambar yang dihasilkan IP camera bisa jauh lebih tinggi ketimbang CCTV analog, mencapai Full HD (1080p) atau bahkan 4K.
Pengguna bisa mengatur resolusi video hingga resolusi terendah, misalnya 720x480, serupa CCTV analog, untuk menghemat bandwidth.
Satu IP camera memiliki cakupan bidang pandang yang relatif lebih luas dibanding CCTV analog. Dengan demikian, tidak perlu banyak memasang kamera di area yang cukup luas.
Dikarenakan tidak menggunakan kabel sebagaimana CCTV analog, IP camera menjadi lebih ringkas. Pengguna hanya membutuhkan satu kabel LAN Cat 5 atau 6. Namun saat ini, ada pula IP camera wireless atau nirkabel.
Poin plus lain dari IP camera adalah rekaman videonya dilindungi oleh enkripsi, sehingga lebih aman ketimbang CCTV analog. Namun, bukan berarti IP camera 100 persen aman dari intipan pihak lain, karena bisa saja diretas oleh hacker.
Baca juga: Awas, Kamera CCTV Bisa Dibajak Hacker
Untuk mencegah hal ini, pemilik perlu menerapkan langkah sekuriti seperti melindungi jaringan Wi-Fi yang tersambung ke IP camera dengan pengamanan WPA2, berikut password yang sulit ditebak.
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memasang IP camera. Terutama ketersediaan jaringan internet dengan bandwidth yang cukup besar. Apabila belum memiliki jaringan internet, ongkos instalasi IP camera bisa jadi akan lebih mahal di awal.
Selain itu, dibutuhkan perangkat penyimpanan dengan kapasitas lebih besar mengingat resolusi videonya bisa cukup tinggi.