Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Layanan GPS Garmin Tumbang Belasan Jam hingga Kini

Kompas.com - 24/07/2020, 14:48 WIB
Bill Clinten,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber Forbes

KOMPAS.com - Layanan navigasi dari yang disediakan oleh produsen arloji pintar (smartwatch) dan fitness tracker asal Amerika Serikat, Garmin, dilaporkan tengah tumbang (down) secara global.

Pantauan KompasTekno, hingga Jumat (24/7/2020) sore ini, layanan GPS Garmin yang dipakai di sejumlah perangkat wearable atau fitness tracker masih belum bisa digunakan.

Sejumlah pengguna di Twitter pun berkeluh kesah lantaran mereka tidak bisa membagikan ringkasan aktivitas olahraga mereka, misalnya berlari atau bersepeda, ke rekan sejawat mereka lewat sejumlah platform terkait, seperti Strava.

Strava sendiri merupakan aplikasi Android dan iOS yang bisa disinkronkan dengan beragam perangkat smartwatch, salah satunya aneka produk buatan Garmin.

Baca juga: Garmin Luncurkan 3 Smartwatch Baru di Indonesia

Pengguna Twitter bernama Joseph Wagner (@stravacaptain), misalnya, mengaku ia tidak bisa membagikan aktivitas olahraga yang ia lakukan ke platform Strava lantaran layanan Garmin sedang down.

Satu pengguna lain yang berasal dari Indonesia, bernama Krstn (@repolper) juga mengatakan bahwa ia tidak bisa memamerkan kegiatan bersepedanya di internet. Sebab, server Garmin, menurutnya, sedang error.

Ia pun terpaksa memotret jam tangannya untuk membagikan jarak ia bersepeda ke teman-temannya di jejaring sosial Twitter.

Hal ini pun dikonfirmasi oleh Garmin sekitar 18 jam lalu lewat sebuah unggahan Twitter. Namun, hingga saat ini, pihak Garmin tampaknya belum memperbarui postingan tersebut. Artinya, hingga berita ini ditayangkan, layanan Garmin masih tumbang. 

"Saat ini kami tengah mengalami pemadaman yang mempengaruhi layanan Garmin Connect. Akibatnya, situs web dan aplikasi tersebut kini sedang tidak bisa diakses," kata pihak Garmin dalam sebuah unggahan.

Baca juga: China Luncurkan Satelit Navigasi Pesaing GPS

"Pemadaman ini juga berdampak pada pusat panggilan kami, dan saat ini kami tidak dapat menerima panggilan, email, atau obrolan secara online. Kami berupaya untuk menyelesaikan masalah ini secepat mungkin dan meminta maaf atas ketidaknyamanan ini," imbuh mereka.

Pernyataan yang sama juga dicantumkan pihak Garmin di situs resmi mereka yang bisa diakses di tautan berikut. Lantas, mengapa hal ini bisa terjadi?

Gara-gara ransomware baru

Pihak Garmin sendiri belum mengumbar penyabab pastinya.

Namun, berdasarkan sebuah laporan yang tersiar di ranah maya, tumbangnya layanan Garmin konon disebabkan oleh program berbahaya (malware) berjenis ransomware baru yang bernama "WastedLocker".

Sebagai informasi, ransomware sendiri sejatinya bakal mengunci sebuah perangkat, layanan, atau sistem para korban. Jika ingin bebas dari belenggu program berbahaya tersebut, si korban harus membayar sejumlah uang kepada si peretas.

Baca juga: Kiat Menangkal Serangan Virus Ransomware seperti WannaCry

Nah, WastedLocker ini konon merupakan ransomware yang diklaim canggih dan cerdas lantaran disebut mampu mengelabui aneka program perlindungan terhadap malware (anti-malware) yang diterobosnya.

Karena itu, tak aneh jika pembuat program tersebut meminta uang tebusan berkisar 500.000 dolar AS (Rp 7,3 miliar) hingga 1 juta dollar AS (Rp 14,6 miliar) untuk mencopot program tersebut dari sistem yang diincarnya, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Forbes, Jumat (24/7/2020).

Adapun program WastedLocker ini disinyalir dibuat oleh sekelompok peretas asal Rusia yang menamai grupnya dengan Evil Corp.

Mereka sendiri sempat terkenal dengan ransomware Dridex dan BitPaymer yang sempat menghebohkan pengguna beberapa tahun lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Forbes


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com