Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelusuri Penyebab Turunnya Trafik Penonton dan Iklan di YouTube

Kompas.com - 30/07/2020, 15:29 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah YouTuber mengakui adanya penurunan trafik penonton dan iklan dari AdSense. Beberapa di antaranya mengatakan penurunan terjadi sejak awal tahun 2020, ada pula yang mengalaminya sejak dimulainya pandemi Covid-19 atau sekitar bulan Februari.

Hal itu tidak hanya dialami YouTuber Indonesia. YouTuber mancanegara juga mengalami masalah yang sama. Mereka beramai-ramai membanjiri laman Support Google dengan keluhan soal trafik dan pendapatan.

Baca juga: YouTuber Indonesia Alami Penurunan Trafik dan Pendapatan

Salah satu YouTuber mengaku jumlah penonton turun hingga 90 persen dalam satu malam.
YouTuber tersebut mengaku mengunggah video setiap hari. Jumlah penonton hariannya konstan antara 50.000-60.000 dalam beberapa bulan terakhir.

Namun pada tanggal 2 April, jumlah penonton anjlok, menjadi sekitar 3.000 per hari dan berkisar di angka yang sama hingga hampir sebulan.

"Video baru masih dilihat oleh subscriber saya pada jam-jam awal, tapi setelah beberapa jam tayang sepertinya tidak menjadi video rekomendasi," tulisnya.

YouTuber lain menimpali dengan mengatakan bahwa dia mengalami penurunan jumlah penonton, dari rata-rata awal 2,2 juta per hari pada pertengahan April menjadi 914.000-an per hari. Selain jumlah penonton, YouTuber lain mengeluhkan penurunan pendapatan.

Namun, beberapa di antaranya mengaku jumlah penonton tetap stabil atau malah mengalami peningkatan. Salah satu YouTuber yang juga mengeluh di laman Support Google mengaku pendapatannya menurun pada bulan Maret-April 2020.

"Pendapatan saya turun 85 persen, paling drastis sehingga saya tidak bisa memperoleh pendapatan. Trafik di kanal saya masih sama seperti sebelumnya," tulis sang YouTuber.

Trafik meningkat, iklan malah turun

Belum ada jawaban resmi dari YouTube pusat akan hal ini. Para kreator menduga salah satu penyebabnya adalah berhentinya berkurangnya iklan.

YouTuber antara lain memperoleh pendapatan dari penonton yang melihat iklan (tanpa skip) di videonya. Iklan dihitung berdasarkan CPM (cost per mile) atau komisi per 1.000 penonton).

Baca juga: Youtuber Keluhkan Trafik dan Adsense Turun, Ini Kata Pengamat

Para pengiklan akan berlomba-lomba menawarkan harga terbaik agar iklannya terpampang di video tersebut.

Semakin banyak iklan yang masuk, penawaran bisa semakin tinggi karena sengitnya kompetisi. Sebaliknya, semakin sedikti pengiklan, penawaran juga akan berkurang karena minimnya kompetisi antar pengiklan.

Selama pandemi, banyak pengiklan yang  menyetop iklannya. Informasi ini diungkap dalam artikel OneZero Medium yang ditulis oleh Chris Stokel-Walker, pewarta ekonomi lepas untuk media ternama seperti The Guardian, The Economist, dan BBC. 

Salah satu konsultan YouTube bernama Carlos Pacheco yang membantu 180 kanal YouTube dengan total hampir 68 juta subscriber, mengatakan rate pengiklan turun rata-rata hampir 50 persen sejak awal Februari.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com