Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelusuri Penyebab Turunnya Trafik Penonton dan Iklan di YouTube

Kompas.com - 30/07/2020, 15:29 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

"Semua orang menyetop iklan mereka di YouTube," kata Pacheco. Padahal, menurut laporan New York Times, trafik penonton di YouTube justru meningkat sebesar 15 persen terhitung dari Januari-April 2020.

Anjloknya ekonomi global turut berdampak ke berbagai perusahaan besar dunia. Walhasil, banyak brand yang merampingkan ikat pinggang di bisnis iklan.

Baca juga: Tips buat YouTuber untuk Menyiasati Turunnya Pendapatan dari Iklan

"Kalau dilihat dari tren dunia memang brand lebih menghabiskan anggaran pemasarannya untuk langsung ke micro influencers, dibandingkan media konvensional karena lebih cost effective," kata Kumar, seorang pengulas gadget di Indonesia di kanal YouTube K2Gadgets

Dari beberapa pengakuan YouTuber kepada KompasTekno, yang kemungkinan berdampak adalah mereka yang fokus pada satu jenis konten tertentu (niche), seperti travel dan otomotif, di mana industri tersebut cukup tergoncang sejak pandemi Covid-19.

Namun soal penurunan penonton secara spesifik, kemungkinan berpengaruh pula terhadap variasi video yang disuguhkan. Seperti yang dilakukan Fitra Eri, seorang YouTuber bidang otomotif.

Menurut Eri, trafik penonton video review mobil baru mengalami penurunan karena permintaan mobil baru juga berkurang. "Otomotif kan luas. Banyak konten otomotif non-review yang saya buat malah views-nya sangat besar bahkan trending," akunya.

YouTube rombak algoritma lagi?

Selain dari YouTuber, faktor eksternal lain juga berpengaruh. Desas-desus yang berkembang, YouTube disebut-sebut merombak algoritmanya. Hal ini juga dirasakan kreator YouTube di belahan dunia lain.

Sejak pertengahan tahun lalu, YouTube membuat resah para kreator karena mengubah kebijakan monetisasi. Kebijakan ini disesuaikan dengan undang-undang pelindungan data anak online Amerika Serikat (Children's Online Privacy Protection Act/COPPA).

Singkatnya, YouTube ingin memastikan para orangtua bahwa platform miliknya aman bagi anak-anak. Sebab sebelumnya, YouTube dihujani kritikan karena banyak video yang tidak sesuai untuk anak, atau berbau eksploitasi anak, berkeliaran di di dalamnya.

Baca juga: YouTube Hapus 400 Channel Terkait Eksploitasi Anak

Ivy Choi, perwakilan YouTube mengatakan bahwa perusahaannya memang mengotak-atik algoritma. "Kami membuat ratusan perubahan setiap tahunnya untuk memudahkan orang menemukan apa yang mereka cari di YouTube," kata Choi.

"Baru-baru ini kami baru saja membuat satu perubahan untuk meningkatkan konten keluarga yang lebih berkualitas," ujarnya, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Bloomberg, Kamis (30/7/2020).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com