Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/08/2020, 20:02 WIB

KOMPAS.com - Twitter terancam didenda hingga 250 juta dollar AS (sekitar Rp 3,6 triliun)   oleh Komisi Perdagangan Federal (FTC), setelah jejaring sosial itu diadukan telah menggunakan informasi pribadi pengguna untuk kepentingan iklan.

Sejatinya, informasi pribadi pengguna itu dipakai untuk tujuan keamanan. Namun Twitter dituduh telah menggunakan informasi tersebut sebagai informasi untuk menarget iklan.

Twitter sendiri menyampaikan estimasi denda dari FTC itu saat memaparkan laporan keuangan kuartal II-2020, bersama Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) beberapa waktu lalu.

"Tuduhan terkait perusahaan yang menggunakan nomor ponsel atau e-mail pengguna yang diberikan untuk tujuan keamanan dan keselamatan, digunakan untuk menargetkan iklan selama periode 2013-2019. Perusahaan mengestimasi kemungkinan kerugian untuk masalah ini mencapai 150-250 juta dollar AS (sekitar Rp 2,2-3,6 triliun)," papar Twitter.

Baca juga: Twitter Intip Akun Selebritas Pada 2017, Beyonce Salah Satunya

Estimasi itu ditaksir setelah FTC mengirim draft aduan ke Twitter pada 28 Juli lalu, karena dianggap melanggar perintah persetujuan perusahaan tahun 2011 dengan lembaga federal.

Perintah persetujuan tersebut meminta Twitter untuk membuat dan menjaga program keamanan yang komprehensif, dan melarang Twitter menyesatkan penggunanya terkait dengan keamanan dan privasi.

"Masalahnya masih belum terselesaikan dan tidak ada jaminan mengenai waktu atau ketentuan hasil akhir," tulis Twitter dalam laporan keuangan.

Twitter juga terus memperbarui beberapa aspek dalam laporan kuartal, terkait kasus peretasan akun Twitter milik orang-orang ternama beberapa waktu lalu.

Dirangkum KompasTekno dari CNBC, Selasa (4/8/2020), Twitter mengatakan bahwa kejadian peretasan massal itu akan berdampak pada pertumbuhan basis pengguna dan juga reputasi di mata para pengiklan.

"Juga akan berpengaruh pada persepsi pasar terhadap efektivitas langkah-langkah keamanan kami, orang-orang mungkin kehilangan kepercayaan dan keyakinan kepada kami, mengurangi penggunaan produk dan layanan kami atau berhenti menggunakannya sama sekali" tulis Twitter.

Baca juga: Hacker Intip Isi Direct Message 36 Akun Twitter Ternama yang Diretas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com