Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akun Fortnite Curian Dijual Ratusan Juta Rupiah di Internet

Kompas.com - 01/09/2020, 16:45 WIB
Kevin Rizky Pratama,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Firma keamanan cyber Night Lion Security mengungkap fenomena perdagangan akun Fortnite curian yang marak di internet. 

Menurut sebuah laporan Night Lion yang berjudul The Fortnite Underground Cybercrime Economy, ribuan akun Fortnite diperjualbelikan setiap harinya.

Tiap akun bisa dijual dengan harga mulai 25 dollar AS (Rp 364.000) hingga 250 dollar AS (Rp 3,6 juta). Harganya bisa mahal lantaran skin alias tampilan avatar yang terdapat di dalam akun-akun tersebut. Skin biasanya didapat dengan berbayar atau lewat event khusus.

Baca juga: Cara Update Fortnite di Android dengan APK Resmi dari Epic Games

Dengan menggunakan skin, pemain Fortnite dapat tampil beda Ada banyak jenis skin yang terdapat pada Fortnite, beberapa diantaranya merupakan menyerupai karakter superhero seperti Deadpool, Aquaman, dan lain-lain.

Beberapa akun yang dilengkapi dengan skin langka bahkan ada yang dijual dengan harga mencapai puluhan juta rupiah.

Selain skin, harga tersebut turut dipengaruhi dengan keterbatasan hak akses pemain. Untuk satu buah akun yang memiliki akses penuh dan skin legendaris lengkap, harganya bisa mencapai 10.000 dollar AS atau sekitar Rp 145 juta.

Harga yang fantastis tersebut tentu datang dengan sejumlah benefit. Antara lain, pembeli akan mendapatkan akses penuh ke e-mail akun Fortnite, sehingga korban yang akun Fortnite-nya dicuri tak lagi dapat mengklaim kepemilikan

Dibobol dengan bocoran data

Kelompok-kelompok hacker seperti Gnostic Players dan Shiny Hunters terlibat dalam jual beli akin Fortnite yang marak di dunia maya ini.

Para peretas diduga mencuri akun dengan  teknik credential stuffing yang memanfaatkan alat peretas pihak ketiga. Credential stuffing merupakan metode pembobolan akun mengandalkan informasi pengguna yang sebelumnya sudah terekspos lewat kebocoran data.

Baca juga: Selain Fortnite, Semua Game Epic Lenyap dari App Store

Artinya, jika akun e-mail berikut kata sandi (password) pengguna sudah bocor di internet, maka hacker dapat kembali memanfaatkan data-data tersebut untuk membobol akun dengan password serupa yang terdaftar di platform lain, dalam hal ini adalah akun Fortnite.

Setelah melalui beberapa tahap distribusi, dari hacker yang mengumpulkan data ke penadah, hingga penjual akhir, akun-akun curian kemudian dipasarkan di situs-situs "toko akun" di internet yang juga menjajakan akun ilegal dari game atau layanan online lain.

Para penjual akun Fortnite bisa meraup kuntungan hingga 40.000 dollar AS atau lebih dari Rp 583 juta dalam sepekan.

Sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Business Insider, Selasa (1/9/2020), Epic Games selaku pemilik Fortnite berusaha mencegah jual beli akun dengan melakukan langkah-langkah seperti membatasi jumlah login per IP.

Baca juga: Rangkaian E-mail Ungkap Awal Mula Perseteruan Fortnite dan Apple

Namun, para hacker selalu selangkah lebih maju dan tetap bisa mengakali sistem pengamanan itu, misalnya dengan memakai jasa proxy rotation yang memberi alamat IP baru untuk setiap login.

Untuk melindungi akun agar tak dicuri hacker, Epic menyarankan pemain agar melakukan pengamanan seperti yang dijelaskan di tautan berikut.

Sejak pertama kali debut pada 2017 Fortnite sendiri kini memang sudah menjadi salah satu game terpopuler di dunia dengan jumlah pemain mencapai 350 juta yang tersebar di berbagai platform seperti PlayStation 4 dan Nintendo Switch.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com