Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cara Mengurangi Kecanduan Media Sosial Menurut Psikolog

Kompas.com - 04/10/2020, 13:07 WIB
Conney Stephanie,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

"Nah, selama satu hari kita coba trigger diri kita, misalnya apakah kita cocok bersepeda, atau mencoba masak. Jadi, coba kegiatan yang kita suka dulu untuk membangkitkan addict-nya itu," lanjutnya.

Pahami periode detoks media sosial

Bagi orang yang sudah kecanduan media sosial, menghentikan aktivitas mereka secara tiba-tiba bisa menjadi tindakan ekstrim.

Oleh karena itu, Aulia menegaskan bahwa untuk benar-benar ingin lepas dari media sosial, mereka harus paham periode detoks medsos yang sesuai dengan diri masing-masing.

Dukungan keluarga untuk mengurangi kecanduan media sosial juga dikatakan Aulia dapat mendorong niat mereka.

Baca juga: Studi: Media Sosial Bikin Orang Indonesia Iri dan Frustrasi

"Orang yang mau berhenti bermain media sosial, effort-nya harus tinggi dan menumbuhkan niat dulu. Dukungan keluarga juga penting jika memang ingin benar-benar berhenti," tutur Aulia.

Apabila ingin rehat sementara, Aulia menyarankan untuk menghapus aplikasi media sosial yang ada di ponsel. Dengan demikian, kita menjadi terbiasa untuk tidak ketergantungan dengan media soial.

"Setelah rehat sejenak, bisa dipastikan seseorang punya kontrol lebih saat melihat media sosial," jelas Aulia.

Melakukan kurasi media sosial

Jika memang benar-benar ingin membuka media sosial, Aulia menganjurkan agar kita bisa memilih medsos mana yang lebih utama untuk dibuka.

Urutan media sosial yang dibuka dimulai dari yang paling ringan hingga yang paling berat.

Untuk menentukan ukuran ini, pengguna harus bisa membedakan media sosial mana saja yang bisa mendatangkan kesenangan dan medsos mana yang hanya membuat hati keruh. 

"Misalnya kita buka Twitter dulu, kemudian Instagram, kemudian Facebook. Atau medsos lainnya seperti TikTok. Pemakaiannya juga harus dibatasi," kata Aulia.

 

Orang yang merasa butuh bantuan untuk mengatasi kecanduan media sosialnya bisa berkonsultasi ke psikolog dan komunitas kesehatan mental. Misalnya, komunitas Love Yourself Indonesia.

Ini merupakan forum independen yang fokus pada isu kesehatan mental, terutama bagi kalangan anak muda. Love Yourself Indonesia juga memberikan edukasi agar orang-orang memiliki kesadaran mengenai pentingnya kesehatan mental.

Informasi lebih lanjut tentang komunitas Love Yourself Indonesia bisa dilihat melalui Instagram @loveyourself_indonesia

Penjelasan lebih lengkap mengenai dampak media sosial dan kesehatan mental bisa dilihat di kanal YouTube KompasTekno: AntarMuka #3: Detoks Media Sosial Perlu Enggak Sih?


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com