Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara File Excel Lawas, Data 15.000 Kasus Covid-19 di Inggris Raib

Kompas.com - 08/10/2020, 12:21 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

Sumber BBC

KOMPAS.com - Hampir 16.000 data kasus positif Covid-19 di Inggris dilaporkan hilang gara-gara format file Microsoft Excel yang digunakan untuk memuatnya adalah versi lama.

Lembaga Kesehatan Masyarakat (PHE) di Inggris melaporkan bahwa ada kendala teknis saat melakukan impor data file CSV dari laboratorium tes.

File CSV itu diterima dari perusahaan pihak ketiga yang dikontrak untuk menganalisis hasil tes usap (swab) untuk mengetahui siapa saja yang terinfeksi virus Covid-19. Kendala teknis ini baru disampaikan PHE tiga hari setelah mereka menemukan masalah tersebut.

"Masalah teknis teridentifikasi semalam, Jumat 2 Oktober dalam proses pemuatan data yang mentransfer hasil lab positif Covid-19 ke dashboard laporan," kata kepala eksekutif sementara PHE, Michael Brodie.

Baca juga: Fitur Baru Google Maps Tampilkan Informasi Persebaran Pasien Covid-19

Problim bermula dari PHE yang mengatur sistem otomatis untuk mengimpor file CSV dari perusahaan pihak ketiga tadi ke dalam sebuah template spreadsheet di Excel.

File itu kemudian akan diunggah ke sistem pusat dan dibagikan ke Tim Pelacak dan Tes Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) serta lembaga lainnya.

Tapi, karena pengembang PHE menggunakan Excel XSL yang memiliki formal file .xls, proses impor terkendala karena daya tampung yang terbatas. Masing-masing file CSV hanya bisa menampung sekitar 65.000 baris data atau sekitar 1.400 kasus.

Kalau jumlah itu dilewati, maka data selebihnya diabaikan dan tidak masuk ke file sehingga hilang begitu saja. PHE memperkirakan ada 15.841 kasus terkonfirmasi Covid-19 antara 25 September hingga 2 Oktober yang raib karena masalah teknis tersebut.

Belasan ribu kasus yang hilang itu pun tidak masuk dalam laporan harian penambahan kasus Covid-19 di Inggris.

Dikhawatirkan meningkatkan penularan

XLS sendiri  merupakan format file default Microsoft Excel versi 97-2003. Kemudian format XLSX merupakan pembaruan untuk Excel yang diterapkan mulai versi 2007.

Seandainya saja PHE menggunakan file format XLSX, yang sudah mendukung jumlah baris data hingga 1 juta,  blunder semacam ini tidak terjadi, setidaknya kalau tak ada lonjakan kasus yang sangat tinggi.

Baca juga: Word, Excel, PowerPoint untuk Android Kini Jadi Satu Aplikasi

Dirangkum KompasTekno dari BBC, Kamis (8/10/2020), Sekretaris Kesehatan Inggris Matt Hancock mengatakan masalah Excel itu muncul karena PHE menggunakan sistem lawas yang baru diputuskan untuk diganti pada dua bulan lalu.

Hancock juga diminta untuk menampilkan diagram proses data yang relevan lainnya ke domain publik. Sehingga, kegagalan pemrosesan data di perangkat digital pemerintah dapat ditemukan.

"Kendala dari kesalahan ukuran file maksimum bukan berarti selalu muncul dalam diagram semacam itu," kata Hancock.

Dia yakin bahwa hasil tes tidak akan meleset karena masalah Excel tadi. Hancock juga mengatakan bahwa Profesor Chris Whitty, kepala petugas medis Inggris telah meninjau pembaruan data.

Menurut Whitty, tidak ada evaluasi penyebaran Covid-19 yang berubah, termasuk usulan melakukan karantina wilayah lokal.

Saat ini Inggris sedang menghadapi gelombang kedua kasus Covid-19. Pada 6 Oktober kemarin, ada 14.542 penambahan kasus baru. Data kasus yang sempat hilang ditambahkan pada laporan harian tanggal 3 dan 4 Oktober.

Baca juga: Tabel Excel Bakal Bisa Dibikin dari Foto

Beberapa ahli dan politisi khawatir terselipnya data yang diproses di Excel tadi akan menigkatkan angka kasus infeksi Covid-19 di Inggris. Sebab, orang-orang yang tidak terdata masih bisa berkeliaran dan bisa menularkan penyakitnya.

Anggota Parlemen, Bernad Jenkin mengatakan bahwa insiden ini merusak kepercayaan piblik dalam penyampaian informasi Covid-19 dari pemerintah. "Itu adalah contoh lain di mana logistik dan perencanaan mengecewakan kami," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com