Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vendor Ponsel Kurangi Produksi dan Rumahkan Karyawan, Imbas CEIR Penuh

Kompas.com - 10/10/2020, 14:52 WIB
Conney Stephanie,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada akhir September lalu, kapasitas mesin pemblokir IMEI ilegal, Central Equipment Identity Register (CEIR), dilaporkan hampir penuh. Data nomor IMEI ponsel-ponsel baru dari pabrikan tidak bisa diunggah oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

Akibatnya, ponsel-ponsel baru yang dijual ke pasaran terancam tidak bisa terhubung dengan operator seluler alias tidak dapat sinyal.

Ketua Bidang Hubungan Pemerintahan Asosiasi Ponsel Seluruh Indonesia (APSI) Syaiful Hayat juga membenarkan kabar tersebut.

"Jadi memang sejak tanggal 23 September itu, Kemenperin tidak bisa upload nomor IMEI karena kondisi server-nya sudah hampir penuh. Jadi ponsel baru yang diproduksi setelah tanggal 23 itu tidak nyala kondisinya (tidak mendapatkan sinyal seluler-red)," ujar Syaiful ketika dihubungi KompasTekno, Minggu (10/10/2020).

Menurut Syaiful, saat ini Kemenperin masih menunggu kepastian Kominfo untuk membuka blokir agar nomor IMEI dari ponsel baru dapat diinput ke dalam mesin CEIR.

"Kita sudah minta supaya blokir CEIR itu dibuka, agar kita bisa memasukkan IMEI HKT (handphone, komputer genggam, tablet) sejak tanggal 23 September. Kemenperin juga minta ke Kominfo untuk segera dibuka. Jadi ini masih proses sebenarnya," jelas Syaiful.

Namun, hal tersebut belum bisa dipastikan oleh Kominfo dengan dalih tengah meninjau dan memastikan bahwa nomor IMEI yang diunggah adalah IMEI yang sudah terealisasi.

"Karena sebenarnya kekhawatiran Kominfo itu adalah IMEI yang di-upload itu adalah IMEI yang belum direalisasi, artinya IMEI yang mungkin masih belum diproduksi. Kominfo mau memastikan bahwa IMEI yang nanti di-upload itu adalah IMEI yang telah direalisasi," imbuh Syaiful.

Hal ini tentunya dapat merugikan pihak vendor ponsel dan berdampak terhadap minat pelanggan ketika ingin membeli perangkat baru.

Baca juga: Asus ROG Phone 3 Versi Resmi Terblokir, IMEI Diduga Tak Terdaftar

"Itu jadi masalah buat kita. Kami sudah impor, bayar pajak, kita sudah produksi, sudah di outlet, terus ada customer beli dan gak nyala, itu jadi problem sendiri sebenarnya. Jadi itu yang kita hindarkan," tutur Syaiful.

"Kalo gak ada kepastian begini, pelaku usaha juga susah. Konsumen bisa marah juga kan, dia beli kok gak ada sinyal," lanjutnya.

Vendor ponsel tunda produksi dan merumahkan karyawan

Sejumlah vendor pun, dikatakan Syaiful, juga telah menahan bahkan mengurangi kapasitas produksi perangkat mereka. Kendati demikian, Syaiful tidak menjelaskan secara detail vendor yang dimaksud.

"Sekarang pabrikan juga sudah menahan dan mengurangi produksi, karena begitu diproduksi dan saat (ponsel) mau dites gak nyala kan. Jadi mereka udah warning juga bahwa ini nanti ada risiko, dan sekarang mereka mengurangi produksi," ujar Syaiful.

Dampak lainnya juga menyasar terhadap pengurangan karyawan apabila proses input data IMEI masih mengalami kendala.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com