Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset: Virus Corona Bisa Hidup hingga 28 Hari di Layar Ponsel

Kompas.com - 14/10/2020, 13:24 WIB
Kevin Rizky Pratama,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Sumber BBC

KOMPAS.com - Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 bisa bertahan di permukaan layar ponsel hingga 28 hari.

Menurut riset dari badan sains nasional Australia, virus tersebut memiliki karakter yang lebih kuat dari flu dan bisa tetap aktif di atas permukaan yang halus.

Penelitian tersebut dilakukan dengan mengukur tingkat kelangsungan hidup SARS-CoV-2 dalam matriks ASTM E2197 standar.

Penelitian ini dilakukan pada beberapa jenis permukaan yang umum seperti layar ponsel, permukaan logam, hingga uang kertas. Semua percobaan dilakukan dalam kondisi gelap untuk meniadakan efek dari sinar UV.

Permukaan yang diuji, diinkubasi pada suhu 20 derajat celcius, 30 derajat celcius, dan 40 derajat celcius. Peneliti kemudian mengambil sampel tersebut dalam beberapa jangka waktu.

Baca juga: Gara-gara File Excel Lawas, Data 15.000 Kasus Covid-19 di Inggris Raib

"Temuan ini menunjukkan SARS-CoV-2 dapat tetap menular untuk jangka waktu yang jauh lebih lama daripada yang diperkirakan secara umum," tulis peneliti dalam jurnal.

Menurut peneliti, hasil ini dapat digunakan untuk menginformasikan prosedur mitigasi risiko yang lebih baik untuk mencegah penyebaran COVID-19.

Ditentang

Kendati demikian, penelitian ini juga mendapat tentangan dari sejumlah pihak.

Profesor Ron Eccles, mantan direktur Common Cold Center di Universitas Cardiff, mengkritik penelitian tersebut.

Ia mengatakan bahwa dugaan virus penyebab Covid-19 dapat bertahan selama 28 hari, hanya menyebabkan ketakutan di masyarakat.

Ia juga menyoroti penelitian tersebut yang meniadakan efek sinar UV. Eksperimen tersebut juga tidak menyertakan adanya lendir segar yang mengandung antibodi dan sel darah putih.

Baca juga: Fitur Baru Google Maps Tampilkan Informasi Persebaran Pasien Covid-19

"Virus menyebar di permukaan dari lendir pada batuk dan bersin serta jari-jari kotor dan penelitian ini tidak menggunakan lendir manusia segar sebagai medium untuk menyebarkan virus," kata Ron.

Dirangkum KompasTekno dari BBC, Rabu (14/10/2020), menurut Ron, lendir segar adalah lingkungan yang mengandung banyak sel darah putih yang menghasilkan enzim, dapat menghancurkan virus.

"Lendir juga mengandung antibodi dan bahan kimia lain untuk menetralkan virus," pungkas Ron.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com