KOMPAS.com - Menurut survei dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia pada kuartal II 2020 mencapai 196,7 juta. Jumlah itu naik menjadi 73,7 persen dari total populasi Indonesia yang mencapai 266,9 juta.
Meskipun mendekati angka 200 juta pengguna internet, namun ketimpangan akses internet masih besar. Masih dari survei APJII, pengguna internet di Indonesia sebagian besar masih terkonsentrasi di Pulau Jawa dan wilayah barat Indonesia.
Pula Jawa menyumbang 56,4 persen dari total populasi pengguna internet di Indonesia. Disusul Pulau Sumatera yang menyumbang 22,1 persen dari total populasi.
Baca juga: Internet Buatan Elon Musk Diuji Coba, Kecepatan Download Tembus 160 Mbps
Sementara di wilayah tengah, yakni Sulawesi menyumbang 7 persen, kemudian Bali-Nusa Tenggara 5,2 persen. Kontribusi paling kecil berasal dari wilayah Timur Indonesia yakni Maluku-Papua yang hanya menyumang 3 persen dari total populasi pengguna internet di Indonesia.
Menurut Jamalul Izza, ketua umum APJII, penyebab ketimpangan ini adalah ketersediaan infrastruktur di daerah-daerah yang sulit dijangkau. Meskipun sudah tersedia Palapa Ring Timur, Jamal menjelaskan pemanfaatanya belum bisa optimal.
"Untuk Palapa Ring memang sudah menghubungkan pulau-pulau, cuma yang menjadi tugas bersama bagaimana membawa lastmile ke daerah daerah yg emang belum terjangkau dengan infrastruktur," jelasnya melalui pesan singkat kepada KompasTekno, Selasa (10/11/2020).
Menurut PT Palapa Timur Telematika, hingga September 2020, utilisasi Palapa Ring Paket Timur saat ini masih rendah. Palapa Ring Timur memiliki 9 proyek yang sedang berjalan, yakni proyek 9 hingga proyek 17.
Pertama adalah kurangnya peran penyedia layanan telekomunikasi. Sebab, Palapa Ring Timur hanya menyediakan tulang punggung (backbone) serat optik. Untuk menghadirkan akses internet cepat, dibutuhkan peran operator telekomunikasi.
Baca juga: Riset: Indeks Kebebasan Internet di Indonesia Terus Menurun
Namun, kebanyakan operator yang ada di Indonesia memiliki banyak pertimbangan sebelum masuk ke suatu area komersil baru, misalnya jumlah populasi penduduk, potensi pengguna data, potensi ekonomi daerah, skala ekonomi masyarakat, dan nilai strategis suatu wilayah.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.