Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TikTok Bingung, Jadi Diblokir Apa Tidak di AS

Kompas.com - 12/11/2020, 10:05 WIB
Conney Stephanie,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber The Verge

KOMPAS.com - Urusan jual beli bisnis TikTok di Amerika Serikat sejak Agustus lalu masih menggantung. Bisnis TikTok di AS diketahui bakal diserahkan kepada Oracle, sesuai kesepakatan pada Agustus 2020.

Pemerintahan Trump juga telah menyetujui pembelian bisnis TikTok oleh Oracle pada September. Trump kemudian memberikan tenggat waktu 45 hari kepada ByteDance selaku induk TikTok untuk finalisasi penjualan TikTok ke perusahaan AS.

Jika belum selesai juga, operasional TikTok di AS terancam ditutup. Kini, tenggat 45 hari itu bakal jatuh pada 12 November, kesepakatan penjualan juga belum difinalisasi. Pemerintahan Trump juga belum memberikan kejelasan soal nasib TikTok di AS.

Tak ingin merasa "digantungin", TikTok meminta kejelasan dengan mengajukan petisi ke pengadilan AS agar meninjau ulang keputusan Komite Investasi Asing Amerika Serikat (CFIUS).

Baca juga: Pemerintah China Disebut Tolak Kesepakatan TikTok dan Perusahaan AS

Sebab, TikTok mengaku hingga kini belum mendapatkan konfirmasi lebih lanjut mengenai batas waktu penjualan dan proses akuisisi TikTok kepada perusahaan AS agar bisa tetap beroperasi di negara tersebut.

"Ini sudah mendekati tenggat waktu yang diberikan oleh CFIUS, yakni 12 November 2020," kata juru bicara TikTok dalam sebuah pernyataan.

"Sampai sekarang kami belum menerima kejelasan soal perpanjangan tersebut. Kami tidak punya pilihan selain mengajukan petisi ke pengadilan AS untuk membela hak-hak kami dan hak-hak lebih dari 1.500 karyawan kami di AS," lanjut TikTok.

CFIUS sendiri adalah sebuah lembaga AS yang bertanggung jawab untuk meninjau sekaligus menyelidiki beragam kesepakatan soal investasi asing di AS yang dapat memengaruhi keamanan nasional negara tersebut.

Trump awalnya memberi tenggat waktu 45 hari kepada ByteDance selaku induk TikTok, untuk finalisasi penjualan TikTok ke perusahaan AS, yang disepakati pada Agustus 2020. Namun, deadline itu diperpanjang 90 hari hingga 12 November.

"Selama satu tahun, kami (TikTok) terus meninjau perkembangan akuisisi ini dengan CFIUS. Meskipun kami sebenarnya tidak setuju dengan tudingan yang menyinggung soal keamanan nasional," ungkap TikTok dikutip KompasTekno dari The Verge, Kamis (11/11/2020).

Baca juga: Dapat Restu Trump, Oracle Akan Jadi Pemilik Saham TikTok

Saat proses akuisisi rampung, nantinya seluruh data pengguna TikTok asal AS yang berada di luar server AS bakal dihapus, sehingga tidak ada campur tangan negara lain, begitu juga China.

Sebelumnya, diberitakan bahwa Oracle dan Walmart akan mengakuisisi saham TikTok dan akan berubah nama menjadi TikTok Global.

Pada September lalu, Trump juga sempat mengatakan bahwa persetujuan dengan kedua perusahaan AS tersebut bakal mengatasi kekhawatiran atas keamanan nasional, terkait tudingan kegiatan mata-mata oleh TikTok.

Meski kesepakatan antara TikTok dengan Oracle dan Walmart hampir tercapai, Pemerintah China disebut tidak menyetujui kesepakatan tersebut. Hingga kini, kesepakatan tersebut terus menggantung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber The Verge


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com