KOMPAS.com - Zoom baru saja mengumumkan bahwa panggilan video di platformnya telah diamankan dengan enkripsi end-to-end.
Langkah itu diambil Zoom, setelah Komisi Perdagangan Federal AS (FTC) mendapati bahwa enkripsi yang diiklankan Zoom selama ini tidak sesuai yang dijanjikan.
FTC menyebut Zoom telah membohongi penggunanya sejak 2016, dengan mengklaim bahwa platformnya menawarkan enkripsi end-to-end (E2EE) yang kuat. Padahal, sistem enkripsi yang dipakai Zoom selama ini lebih rendah dari yang diklaim.
"Sejak 2016 lalu, Zoom menyesatkan pengguna dengan menggembar-gemborkan bahwa layanannya menawarkan enkripsi 256-bit (E2EE) untuk mengamankan panggilan video," tulis keterangan FTC.
Baca juga: Semua Pengguna Zoom Kini Dapat Perlindungan dari Ujung ke Ujung
"Namun kenyataannya Zoom hanya memberikan enkripsi dengan tingkat keamanan yang lebih rendah," lanjut FTC.
Zoom juga dikatakan FTC menyimpan kunci cryptographic yang memungkinkan perusahaan mengakses konten milik konsumennya.
Fitur E2EE sendiri menggunakan enkripsi 256-bit-AES-GCM yang akan mengamankan video konferensi Zoom secara default. Dengan fitur ini, percakapan video konferensi di Zoom diklaim akan lebih aman secara menyeluruh.
Menanggapi tudingan yang dilayangkan oleh FTC, Chief Product Officer Zoom mengatakan bahwa mereka tidak bermaksud menipu pengguna.
"Kami melihat ada perbedaan pandangan antara definisi (enkripsi) end-to-end yang umum dipakai dengan yang kami gunakan," ujar Zoom dalam sebuah postingan blog.
FTC juga mengatakan bahwa klaim Zoom yang mengatakan bahwa rekaman meeting disimpan dengan enkripsi begitu meeting selesai, juga tidak benar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.