Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Moch S. Hendrowijono
Pengamat Telekomunikasi

Mantan wartawan Kompas yang mengikuti perkembangan dunia transportasi dan telekomunikasi.

kolom

Satria, Satelit Kapasitas Tinggi Diharapkan Mampu Atasi Kesenjangan Layanan Internet

Kompas.com - 21/11/2020, 16:47 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh Moch S Hendrowijono*

WABAH Covid-19 telah mengubah segalanya: perilaku, pendidikan sampai ke bisnis dan ibadah yang kemudian disebut sebagai normal yang baru (new normal). Siapa yang menyangka bahwa orang kemudian diwajibkan bekerja dari rumah, anak sekolah dan mahasiswa melakukan pembelajaran jarak jauh, yang kemudian harus diterima sebagai sesuatu yang normal.

Bagi penduduk Pulau Jawa, Sumatera, sebagian Kalimantan atau pulau-pulau padat lainnya, bekerja atau belajar dari rumah tidak terlalu repot. Jaringan seluler hampir semua operator tersedia, bantuan data dari pemerintah maupun operator boleh dikata melimpah.

Namun tidak bagi masyarakat, murid sekolah yang bersekolah dan tinggal di daerah 3T, terluar, terdepan dan tertinggal. Terjadi kesenjangan penyediaan layanan internet antara Indonesia barat dan Indonesia timur, seperti hasil survei APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) belum lama ini.

Dengan pengguna internet di Indonesia yang sudah mencapai 200 juta orang, sejumlah 56,4 persen ada di Pulau Jawa, Sumatera 22,1 persen sementara Bali-Nusra 5,2 persen dan Maluku-Papua hanya 3 persen.

Menurut Ketua APJII, Jamalul Izza, penyebab ketimpangan adalah ketersediaan prasarana internet di daerah-daerah yang sulit terjangkau.

Baca juga: Apa Itu Satria, Calon Satelit Internet Indonesia?

Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Widodo Muktiyo, menyampaikan, dari 83.218 desa/kelurahan di Indonesia, yang sudah terjangkau layanan seluler generasi keempat (4G) baru 12.548 desa/kelurahan.

Dari jumlah tadi sebanyak 9.113 ada di kawasan 3T, sisanya di luar 3T dan ditargetkan pada akhir 2022, semua wilayah tadi sudah mendapat layanan 4G.

Pandemi seperti layaknya gempa bumi, tidak bisa diperkirakan kapan datangnya sejak jauh hari, sementara pembangunan prasarana harus dirancang jauh sebelumnya, seperti kata Menkominfo Johnny G Plate, tidak bisa abrakadabra.

Pembangunan jaringan serat optik Palapa Ring oleh Bakti (Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi) Kominfo memang sudah selesai.

Tinggal lagi menyambungkan jaringan tulang punggung itu ke titik akhir, last mile, yang tidak mudah, tidak cepat dan tidak murah. Kendala geografis terutama untuk menyambung ke kawasan 3T menjadi penghalang, selain karena cuaca, bencana alam, juga karena perusakan (vandalisme) dan jauhnya lokasi 3T dari titik labuh (landing point) Palapa Ring.

Baca juga: Gandeng Swasta, Pemerintah Mulai Bangun Satelit Internet “Satria”

Upaya yang dilakukan, membangun jaringan gelombang mikro, juga meluncurkan satelit pita lebar (broadband). Hanya cara itu yang bisa mengatasi semua kendala dan meratakan layanan internet ke semua wilayah indonesia.

Jangkau 150.000 titik

Sebuah satelit dengan teknologi mutakhir, Satria (Satelit Indonesia Raya) buatan Thales Alenia Space akan diluncurkan Bakti pada tahun 2023, satelit multifungsi HTS (high throughput satellite – satelit kapasitas tinggi).

Satelit ini berbeda dengan satelit konvensional, FSS (fixed satellite service – layanan satelit tetap), karena kemampuannya yang tiga kali lebih besar.

Saat ini Bakti menyewa sembilan satelit, lima satelit nasional dengan kapasitas 30 Gbps (giga byte per second) dan empat satelit asing dengan kapasitas 20 Gbps untuk memberi layanan di kawasan 3T atau keseluruhan hanya 50 Gbps.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com