Data Apple
Data serupa juga diungkap Apple, meski data hanya tersedia untuk wilayah DKI Jakarta saja.
Grafik yang diungkap Apple menunjukkan penurunan kegiatan di luar rumah, seperti jalan kaki dan berkendara pada April. Namun mulai Juli, saat pemerintah Provinsi DKI mulai memberlakukan PSBB transisi, data tersebut berangsung naik dan stabil hingga Desember.
Baca juga: Apple Rilis Data Kerumunan Warga saat Pandemi Covid-19, Ada Jakarta dan Indonesia
Meskipun sempat sedikit menurun pada bulan September hingga Oktober. Pada bulan Desember, aktivitas berjalan kaki naik 54 persen dari baseline dan kegiatan berkendara naik 21 persen.
Baseline yang ditetapkan Apple adalah data per 13 Januari 2020, sebelum pandemi Covid-19 diumumkan. Laporan Apple selengkapnya bisa dilihat di tautan berikut ini.
Cara pengumpulan data
Google menghimpun data berdasarkan sejumlah pengguna anonim yang menyalakan fitur "Location History" di perangkat Android mereka.
Baca juga: Cara Melihat Perjalanan dan Lokasi yang Pernah Dikunjungi lewat Google Maps
Google mengklaim tidak mengambil data pribadi penggunanya, karena mekanisme pengumpulan data, mirip dengan apa yang sudah mereka lakukan di beberapa aplikasi buatanya, salah satunya Google Maps.
Fitur Location History sejatinya mati secara default, sehigga pengguna harus memberikan persetujuan dulu untuk mengaktifkannya. Cara serupa juga dilakukan oleh Apple.
Data yang dikirim dari perangkat pengguna ke layanan peta adalah data acak. Sehingga Apple tidak memiliki profil pergerakan dan pencarian dari perangkat pengguna. Apple mengatakan layanan petanya tidak memiliki informasi demografis mengenai pengguna.
Baca juga: iPhone 11 Diam-diam Lacak Lokasi Pengguna, Apa Kata Apple?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.