KOMPAS.com - Aplikasi pesan instan Telegram mengumumkan akan mulai mencari profit melalui iklan dan sejumlah fitur premium tahun depan.
Kabar tersebut disampaikan langsung oleh Founder sekaligus CEO Telegram, Pavel Durov dalam sebuah pernyataan.
Today I outlined the monetization strategy of Telegram. It will allow us to remain independent and stay true to our values for decades to come – https://t.co/58h4PXxman
— Pavel Durov (@durov) December 23, 2020
Durov mengatakan, langkah monetasi ini bertujuan untuk mendukung pertumbuhan aplikasi yang saat ini memiliki hampir 500 juta pengguna aktif tersebut.
“Sebuah proyek sebesar kami (Telegram) membutuhkan setidaknya beberapa ratus juta dolar per tahun agar dapat terus berjalan,” kata Durov.
Durov juga menjelaskan beberapa strategi dan cara yang akan dilakukan Telegram untuk mendapat keuntungan.
Telegram akan menambahkan beberapa fitur baru untuk pengguna premium. Durov belum menjelaskan seperti apa bentuk fitur baru tersebut.
Namun menurutnya, untuk membangun fitur ini, tentu dibutuhkan lebih banyak sumber daya. Hal inilah yang akan dibayar oleh pengguna premium.
Baca juga: Telegram Kini Punya Fitur Voice Chat Serupa Discord
Durov juga menegaskan bahwa pengguna non-premium akan tetap bisa menikmati layanan Telegram seperti biasanya secara gratis, selamanya.
"Semua fitur yang saat ini gratis, akan tetap gratis," lanjut Durov.
Di samping fitur premium, Telegram juga akan akan memperkenalkan platform iklannya sendiri. Iklan yang disalurkan melalui Telegram tidak akan muncul dalam chat perorangan. Telegram akan memanfaatkan fitur channel dalam menampilkan iklan tersebut.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan