Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telegram Bersiap Pajang Iklan, Setelah Punya 500 Juta Pengguna

Kompas.com - 25/12/2020, 08:08 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aplikasi pesan instan Telegram mengumumkan akan mulai mencari profit melalui iklan dan sejumlah fitur premium tahun depan.

Kabar tersebut disampaikan langsung oleh Founder sekaligus CEO Telegram, Pavel Durov dalam sebuah pernyataan.

Durov mengatakan, langkah monetasi ini bertujuan untuk mendukung pertumbuhan aplikasi yang saat ini memiliki hampir 500 juta pengguna aktif tersebut.

“Sebuah proyek sebesar kami (Telegram) membutuhkan setidaknya beberapa ratus juta dolar per tahun agar dapat terus berjalan,” kata Durov.

Durov juga menjelaskan beberapa strategi dan cara yang akan dilakukan Telegram untuk mendapat keuntungan.

Telegram akan menambahkan beberapa fitur baru untuk pengguna premium. Durov belum menjelaskan seperti apa bentuk fitur baru tersebut.

Namun menurutnya, untuk membangun fitur ini, tentu dibutuhkan lebih banyak sumber daya. Hal inilah yang akan dibayar oleh pengguna premium.

Baca juga: Telegram Kini Punya Fitur Voice Chat Serupa Discord

Durov juga menegaskan bahwa pengguna non-premium akan tetap bisa menikmati layanan Telegram seperti biasanya secara gratis, selamanya.

"Semua fitur yang saat ini gratis, akan tetap gratis," lanjut Durov.

Di samping fitur premium, Telegram juga akan akan memperkenalkan platform iklannya sendiri. Iklan yang disalurkan melalui Telegram tidak akan muncul dalam chat perorangan. Telegram akan memanfaatkan fitur channel dalam menampilkan iklan tersebut.

Sebagaimana diketahui, Telegram memiliki fitur channel di mana seorang pengguna bisa mengirimkan pesan ke banyak orang sekaligus. Hanya saja, anggota channel tersebut tidak bisa menanggapi apa yang disampaikan.

Selama ini, pengguna Telegram juga bisa memanfaatkan fitur channel untuk mendapatkan keuntungan. Seperti mengiklankan produk mereka atau menyediakan konten berbayar doi dalam channel tersebut.

Namun terkadang hal tersebut justru mengganggu. Hal inilah yang akan diperbaiki Telegram dengan meluncurkan platform iklan khusus.

Baca juga: Telegram Luncurkan 3 Fitur Baru, Ada Mode Batman

"Iklan yang mereka unggah terlihat seperti pesan biasa, dan seringkali mengganggu. Kami akan memperbaikinya dengan memperkenalkan platform iklan kami sendiri untuk one-to-many channels. Saluran yang ramah pengguna, menghormati privasi, dan memungkinkan kami untuk menutupi biaya server dan trafik," ungkap Durov. 

Dengan begitu, bukan hanya pihak Telegram saja yang akan mendapatkan keuntungan, para pemilik saluran pun juga.

"Nantinya, pemilik saluran ini akan menerima traffic gratis secara proporsional," kata Durov.

Durov juga menegaskan iklan ini tidak akan muncul di chat pribadi maupun grup, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari TechCrunch, Jumat (25/12/2020).

Telegram juga berencana mencari profit melalui stiker premium dengan fitur ekspresif tambahan. Para pembuat stiker jenis baru ini juga akan mendapatkan sebagian keuntungan.

Stretagi monteisasi di atas disebut Durov sebagai "Telegram Way" untuk tetap independen dan setia pada value mereka. Selain itu, Durov juga mengatakan tidak akan menjual Telegram kepada pihak mana pun.

Baca juga: Rusia Cabut Blokir Aplikasi Telegram Setelah 2 Tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com