Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Solocon Valley, "Sekolah" Startup di Solo Jawa Tengah

Kompas.com - 28/12/2020, 11:25 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perkembangan perusahaan rintisan digital atau startup di Indonesia kian pesat. Bukan hanya di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, atau Surabaya.

Startup lokal juga bermunculan di kota-kota lain, seperti Solo di Jawa Tengah. Bahkan, para penggiat startup berkumpul membentuk suatu komunitas bernama Solocon Valley pada tahun 2015 lalu.

Sekilas, namanya terdengar mirip dengan kiblat teknologi dunia, Silicon Valley di Amerika Serikat. Hal itu memang kesengajaan.

"Kebetulan kita di Solo, jadi diplesetin saja jadi Solocon Valley," kata Soekma A Sulistyo ketika menceritakan awal mula berdirinya Solocon Valley kepada KompasTekno.

Selain itu, secara kebetulan, markas awal Solocon Valley juga berlokasi di daerah lembah (valley), tepatnya di daerah Mipitan, Mojosongo, Jebres, Surakarta. Soekma sendiri adalah pendiri startup Soku.id, sebuah aplikasi pesan-antar makanan.

Saat ini, Solocon Valley memiliki kurang lebih 150 anggota yang berasal dari Solo Raya dan sekitarnya. Startup yang bergabung di komunitas ini ada sekitar 30 saat ini.

Soekma mengatakan, Solocon Valley ibarat "sekolah" para penggiat startup di Solo. Sebab, Solocon Valley tidak hanya wadah anggota yang sudah membangun startup.

Mereka juga terbuka bagi siapapun yang ingin belajar mendirikan startup dari nol. Para anggota kerap mengadakan kelas, seperti kelas programing, bisnis, bahasa Inggris, dan sebagainya dengan menghadirkan mentor yang ahli di bidangnya.

"Setelah mereka bisa mendirikan startup, mereka "balik kanan" dan fokus pada startup masing-masing. Tapi memang seharusnya begitu," kata Soekma.

Namun, kegiatan tatap muka seperti itu terhenti karena pandemi. Kini, Soekma dkk lebih banyak mengadakan acara secara virtual.

Baca juga: Setengah dari Startup di Indonesia Diprediksi Tumbang Gara-gara Corona

Solocon Valley Reborn

Salah satu kelas yang diselenggarakan Solocon Valley.Istimewa Salah satu kelas yang diselenggarakan Solocon Valley.

Layaknya komunitas yang telah berdiri lama, Solocon Valley juga menghadapi kejenuhan dan butuh penyegaran. Dari situ, Soekma dkk ingin "melahirkan" kembali Solocon Valley dengan agenda baru. Seperti mengadakan acara mingguan untuk pengembangan skill anggotanya.

"Selain itu, kami juga ingin melakukan investarisasi data anggota yang aktif," jelas Johannes Widya Santoso atau yang akrab disapa Joe.

Baca juga: Ketika Startup Indonesia Jadi Idaman Perusahaan Teknologi Amerika

Seperti Soekma, Joe juga menjadi salah satu inisiator Solocon Valley yang juga memiliki sebuah startup bernama RiceMill yang menawarkan solusi IT. Joe berharap ke depannya, Solocon Valley bisa membuat startup hub yang mencakup investment hub, learning hub, dan connection hub.

Sehingga ekosistem startup yang dibangun bisa lebih sempurna. Para anggotanya juga bisa mendapatkan informasi tentang investasi, bahkan bisa mempermudah investor lokal berinvestasi.

Dia juga ingin agar Solocon Valley bisa menjadi penghubung antara pemerintah daerah dan masyarakat. Misalnya, di suatu daerah di Solo Raya membuthkan solusi teknologi, Solocon Valley bisa membedarayakan startup anggotanya untuk bisa merealisasikannya.

"Kami bisa mendistribusikan ke anggota startup kami dengan senang hati", kata Joe.

Solocon Valley membuka pintu selebar-lebarnya bagi warga Solo Raya yang tertarik dengan dunia startup, terutama mereka yang ingin belajar membuat perusahaan rintisan dari dasar.

Mereka bisa langsung datang ke acara yang diadakan dan dihadiri Solocon Valley.  Bisa juga menghubungi admin akun Instagram @soloconvalley untuk meminta bantuan proses pendaftaran. Di akun tersebut pula, informasi jadwal acara yang diadakan Solocon Valley akan diumumkan.

Baca juga: Startup Unicorn Indonesia Jadi Incaran Investor Asia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com