Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Minat LG dan Tesla Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik di Indonesia

Kompas.com - 31/12/2020, 19:05 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

Selain itu, nikel juga merupakan salah satu logam terbesar dalam pembuatan baterai listrik. Lithium-ion ibarat jantung dari revolusi mobil listrik. Kandungan baterai lithium-ion itu, terdiri dari anoda, katoda, dan elektrolit. Nikel merupakan komponen logam yang dominan dalam komposisi baterai listrik, khususnya katoda.

Dengan demikian, nikel merupakan komoditas mineral yang sangat strategis di pasar dunia bagi Indonesia. Sayangnya, selama puluhan tahun, Indonesia hanya mengekspor nikel mentah.

Untuk menekan ekspor mineral mentah dan melakukan hilirisasi, Pemerintah Indonesia telah melakukan pelarangan ekspor bijih nikel per Januari 2020 lalu.

Pelarangan ekspor mineral mentah ini mengacu pada Peraturan Menteri (Permen) ESDM nomor 11 tahun 2019 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri ESDM Nomor 25 Tahun 2018 tentang Pengusahaan Pertambangan Mineral dan Batubara.

Baca juga: Ketika Startup Indonesia Jadi Idaman Perusahaan Teknologi Amerika

Positif untuk Indonesia

Langkah Indonesia dalam membatasi ekspor nikel mentah menjadi langkah yang baik untuk dilakukan.

Pertama, karena ini mendorong perusahaan luar negeri untuk berinvestasi langsung di Indonesia, seperti yang telah dilakukan LG Energy Solution dan CATL.

Kedua, dengan diharuskannya mengolah biji nikel di peleburan dan pemurnian (smelter) di dalam negeri, Indonesia bisa mendapatkan keuntungan yang jauh berlipat ketimbang mengapalkan bijih nikel yang masih berupa 'tanah'.

Sebagaimana yang tercantum di MoU dengan LG Energy Solution dan CATL, bahwa keduanya wajib memastikan masing-masing 70 persen dan 60 persen bijih nikel yang digunakan untuk produksi baterai harus diolah di dalam negeri.

"Kami tidak ingin mereka membawa nikel keluar dan mengolahnya di luar negeri,” ucap Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, dikutip dari laman Hindustan.

Ketiga, apabila pabrik baterai listrik itu sudah mulai beroperasi, ini akan menjadi lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Indonesia.

Indonesia memang belakangan ini gencar memproses nikel untuk digunakan dalam baterai lithium, sebagai bagian dari upaya untuk memproduksi dan mengekspor baterai kendaraan listrik. Upaya ini dilakukan agar Indonesia menjadi bagian dari rantai pasok global industri otomotif dunia.

Dengan cadangan nikel yang berlimpah, Indonesia juga berambisi menjadi produsen baterai lithium terbesar di dunia.

Baca juga: Rencana Pemerintah: Pertamina Jadi Produsen Baterai Mobil Listrik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com