Halaman web archive dari situs Sriwijayaair-online.com sendiri juga menuliskan riwayat maskapai Sriwijaya Air, yang "bermula dari mengembangkan Usaha Penjualan Ticket lewat RCMP (Rajawali Citra Mega Perkasa)".
Nama-nama tersebut di atas juga tampaknya bukan asal dipilih saja. Ada filosofi di balik pemilihan nama itu. Sumber dalam KompasTekno juga mengatakan bahwa para pendiri Sriwijaya Air adalah orang yang penuh filosofi.
"Walau misal namanya diambil dari histori Rajawali Citra Megah Perkasa itu, biasanya ada lagi filosofi lainnya. Beliau (pendiri Sriwijaya Air) orangnya sangat filosofis sekali," ujar sumber KompasTekno.
View this post on Instagram
Ia mencontohkan, nama Tamariska yang juga dipakai sebagai nosename pesawat. Tamariska adalah tumbuhan yang bisa bertahan di tengah kondisi gurun yang tandus.
"Harapannya Sriwijaya Air bisa tetap tumbuh bagaikan Tamariska, walaupun dalam kondisi yang (susah) seperti gurun tandus," kata sumber tersebut.
Kini, Sriwijaya Air memang tengah dirundung malang dan duka. Pesawat B737-500 yang mengangkut 62 penumpang (termasuk 12 kru Sriwijaya Air) jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
Dalam kondisi sulit seperti inilah dibutuhkan kekuatan dan ketegaran dari Sriwijaya Air, layaknya ketangguhan Tamariska di gurun tandus.
Baca juga: AirAsia QZ8501 Menukik Kemudian Jatuh Berputar di Selat Karimata
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.